Dear Freelancer, Belajar Disiplin Akan Membantu Tingkatkan Produktivitas Kerja

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Kinanti Munggareni

google-image
Belajar untuk lebih disiplin bisa membantu para pekerja freelance untuk lebih produktif dalam bekerja. (Canva)

Belajar untuk lebih disiplin bisa membantu para pekerja freelance untuk lebih produktif dalam bekerja. (Canva)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Para pekerja freelance mungkin terbiasa memiliki buku atau aplikasi catatan dengan segudang agenda dan tugas yang menanti. Namun pernahkah kamu merasa punya banyak agenda, tapi tak menghasilkan apapun? Jika iya, itu berarti kamu punya tingkat produktivitas yang rendah. Kamu hanya sekadar sibuk. Ini tandanya kamu sebagai freelancer harus mulai lebih disiplin.

Amy Stanton, melalui Fast Company, menuliskan empat kiat yang bisa dilakukan agar kamu bisa lebih disiplin. Berikut penjelasannya.

1. Mulailah disiplin pada sesuatu yang kamu sukai

Dengan memulai dari sesuatu yang kita sukai, disiplin akan lebih mudah dilakukan. Ketika menyukai satu hal, akan lebih mudah bagi kita untuk berkomitmen pada diri sendiri. 

Misalnya kamu menyukai tanaman hias. Mulailah dengan disiplin dalam mengurusnya. Kamu bisa membuat jadwal soal penyiraman, pemupukan, hingga mencatat perkembangan pertumbuhan tanaman hias di rumahmu setiap pekan.

2. Selesaikan lebih banyak tugas daripada menambah

Mau hidup dijalani dengan ringkas dan mudah? Mulai sekarang, pastikan kamu lebih sering mencoret deretan tugas di agendamu. 

Kadang untuk merasa produktif, kita cenderung berpikir untuk melakukan lebih banyak hal. Entah menambah daftar tugas, menggunakan aplikasi to-do-list, dan lain-lain. Semua ini mendorong kita untuk melakukan banyak hal tanpa menciptakan efisiensi yang berujung pada meningkatnya produktivitas. 

Jika ini terjadi terus-menerus, kita hanya akan menjadi sibuk tanpa menghasilkan banyak karya. Sebelum kita dapat mempraktikkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu memastikan bahwa kita memulai dengan daftar "yang benar-benar harus dilakukan".

3. Pelajari kegiatan yang membutuhkan disiplin tinggi

Skenario ideal untuk meningkatkan disiplin adalah melakukan hal-hal yang memang membutuhkan kedisiplinan tinggi.

Disiplin dalam kerja, berolahraga, dan hal-hal lain yang diperlukan setiap hari memungkinkan ruang untuk lebih banyak kreativitas dan fluiditas di bidang lain. Disiplin juga berarti kita bisa membagi waktu pribadi, waktu bersosialisasi, dan waktu lainnya.

Tujuan sebenarnya dari disiplin adalah untuk memastikan bahwa kita bisa fokus pada satu hal. Namun, setelah aktivitas itu selesai, kamu harus memberi diri kebebasan. 

Bersikaplah terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan baru. Biarkan pikiranmu mengembara dan buatlah struktur untuk waktu yang tidak terstruktur.

4. Ciptakan rutinitas 

Latihan harian, janji temu mingguan dengan terapis, makan malam bulanan, atau perbincangan dengan teman-teman — semua penanda jarak ini dapat membantu untuk memupuk disiplin. Sebut saja ini "disiplin yang berkomitmen".

Ini adalah hal-hal dalam jadwal kita yang tertanam dalam kebiasaan sehari-hari dan rutinitas alami kita. Mengetahui jam berapa kamu pergi ke gym setiap hari, misalnya, memudahkan kamu untuk mengetahui waktu kosong dalam sehari. 

Kuncinya adalah selalu bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya terlalu kaku, terlalu disiplin dengan waktu saya? Atau apakah saya tidak cukup disiplin? "

Memiliki hari-hari tanpa jadwal bukanlah jawabannya. Seperti semuanya, ini adalah keseimbangan, dan kita belajar tentang keseimbangan yang tepat dengan menemukan yang ekstrem dan akhirnya mendarat di suatu tempat di tengah.

Itu tadi empat cara untuk menjadi lebih disiplin bagi para freelancer. Ikuti cara ini agar kamu bisa lebih produktif dan tentunya membantu kamu menyelesaikan tugas pekerjaan freelance yang tengah kamu geluti.

Baca juga: 7 Tip Buat Para Freelancer Agar Tetap Termotivasi dan Fokus Selama WFH

FAST COMPANY

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."