Dear Korban Ghosting, Ini Cara Agar Kamu Bisa Move On

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Kinanti Munggareni

google-image
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan saat jadi korban ghosting, salah satunya dengan tidak menyalahkan diri sendiri. (Canva)

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan saat jadi korban ghosting, salah satunya dengan tidak menyalahkan diri sendiri. (Canva)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada sejumlah skenario yang biasa terjadi dalam kasus ghosting. Ya, ghosting bukan hanya bisa dilakukan oleh teman kencan atau kekasih, meski ini rasanya yang paling sakit jika sampai terjadi. Selain oleh pujaan hati, ghosting juga bisa dilakukan oleh teman ataupun rekan kerja. Masing-masing memiliki skenario yang berbeda. Namun tenang, ada cara untuk move on setelah jadi korban ghosting.

Tiga skenario ghosting

Ghosting yang dilakukan teman kencan biasanya terjadi setelah beberapa kali kencan. Alasan yang biasa jadi pemicu adalah si dia tidak lagi merasakan percikan romantis, tidak bisa berkomitmen untuk tetap menjalin hubungan, atau merasa tidak siap untuk langkah berikutnya.

Teman juga bisa jadi pelaku ghosting. Jika mereka tiba-tiba susah diajak nongkrong, tidak menghubungimu lewat telepon atau chat, bisa jadi mereka sedang nge-ghosting kamu. Namun bisa jadi ini mereka lakukan karena memang sedang terlalu sibuk. 

Jika memang yang terjadi adalah kamu di-ghosting oleh temanmu, mungkin cara ini mereka pilih karena masalah di antara kalian terlalu rumit. Mungkin juga ada kekhawatiran jika mereka berterus terang tidak bisa lagi menjadi temanmu, kenyataan ini akan membuatmu sakit. 

Teman kerja juga bisa jadi pelaku ghosting. Biasanya ini terjadi saat kamu resign dari perusahaan tempat kalian sama-sama bekerja. Jika ini yang terjadi, biasanya ini adalah bentuk adaptasi di lingkungan kerja. Skenario lain terkait ghosting yang dilakukan oleh teman kerja berkaitan dengan jenjang karier di kantor. Biasanya ini terjadi jika salah satu dari kedua sahabat berganti posisi atau menerima promosi kenaikan jabatan.

Jadi korban ghosting memang menyakitkan

Mengatasi rasa kehilangan memang sulit dilakukan. Apalagi jika mereka adalah orang terdekat. Pasti ada respons emosional yang mengganggu kehidupan. Dari ketiga skenario tadi, mungkin yang paling sakit adalah ketika ghosting dilakukan oleh teman kencan atau bahkan pacar. 

Dua penelitian dari tahun 2010 dan 2011 menunjukkan bahwa perpisahan seperti ini dapat menyebabkan rasa sakit fisik. Ghosting juga dapat mempengaruhi harga diri kita dan berdampak negatif pada hubungan kamu saat ini dan masa depan, baik romantis maupun sebaliknya.

Move On? Yuk, bisa yuk!

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan saat jadi korban ghosting. Berikut di antaranya.

1. Beri batas waktu

Menunggu itu melelahkan. Jika terlalu lama, misalnya hingga beberapa pekan atau bahkan berbulan-bulan, beri mereka ultimatum. Jangan ragu untuk mengirim pesan lewat chat atau telepon. Sampaikan juga pertanyaan atau tanda bahwa kamu menganggap hubungan kalian sudah berakhir. Cara ini akan membantumu memulihkan perasaan kehilangan kendali dan kuasa atas hubungan yang telah terjalin. 

2. Jangan menyalahkan diri sendiri

Dalam urusan ghosting sebenarnya kita tidak punya cukup bukti atau konteks yang bisa memberikan kesimpulan soal alasan orang pergi. Jadi jangan merendahkan diri sendiri, ini hanya akan membuat kamu terluka secara emosional. 

3. Jangan jatuh pada penyalahgunaan zat

Tak perlu mematikan rasa sakit dengan alkohol dan minuman keras lainnya, apalagi zat adiktif berbahaya. Mungkin kamu bisa melupakan segala persoalan dalam semalam, tapi keesokan harinya kamu justru menemukan lebih banyak lagi ketidaknyamanan dalam diri. Lagipula jalan pintas ini bisa merusak kesehatanmu. 

4. Habiskan waktu bersama teman atau keluarga

Masih banyak orang lain yang menyayangimu dengan tulus. Bangunlah persahabatan baru dengan orang-orang yang kamu percayai atau kamu hormati. Jalin kembali hubungan baik bersama keluarga. Hubungan yang positif dan sehat dapat memberi sudut pandang berbeda soal kondisimu saat di-ghosting.

5. Cari bantuan profesional

Jika kamu merasa tak ada lagi yang bisa membantumu melewati kondisi ini, jangan takut untuk menghubungi terapis atau konselor. Mereka dapat membantu mengartikulasikan perasaan kompleks yang mungkin kamu miliki. Mereka juga dapat memberi strategi penanggulangan lebih lanjut untuk memastikan kamu keluar dari masalah ini dengan kuat, atau lebih kuat dari sebelumnya.

Baca juga: Ghosting, Cara Kejam Kita untuk Mengakhiri Hubungan Asmara

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."