Ketahui Prosedur Tanam Benang Wajah, Daya Tahan di Kulit, dan Efek Sampingnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi Thread lift/ tanam benang. Shutterstock

Ilustrasi Thread lift/ tanam benang. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tanam benang wajah atau thread lift salah satu prosedur kecantikan yang tetap digemari. Sebab diyakini bisa mengencangkan kulit wajah kala usia bertambah. Kamu berniat melakukannya di masa mendatang? Pelajari dulu prosedur dan efek samping yang bisa ditimbulkannya.

Tanam benang wajah sudah ada sejak 1990-an. Dilansir dari laman Healthline, tanam benang dilakukan dengan memasukkan benang medis ke kulit, lalu menariknya sehingga kulit ikut terangkat. Benang ini lama-kelamaan akan terserap oleh jaringan bawah kulit, seperti halnya Botox. 

Area wajah yang paling sering ditanam benang adalah rahang dan garis rahang, garis alis, area bawah mata, dahi, dan pipi. Tanam benang juga bisa dilakukan untuk mengangkat dan mengencangkan payudara, terutama setelah kehamilan dan penurunan berat badan.

Dibandingkan dengan  facelift, tanam benang dianggap berisiko rendah. Hanya butuh waktu sekitar satu jam untuk melakukannya, setelah itu Anda dapat langsung bekerja kembali seperti biasa. Biaya yang dibutuhkan juga lebih murah daripada facelift.

Namun, prosedur ini disebut tidak seefektif facelift. Studi tentang hasil jangka panjangnya juga masih kurang. Rata-rata, tanam benang hanya bisa bertahan 1 hingga 3 tahun.

Baca juga:

Tompi Tunjukkan Bahaya Tanam Benang, Testimoni Dokter yang Kapok

Meski dianggap prosedur minimal, tanam benang juga memiliki efek samping dan risiko komplikasi. Setelah prosedur, tak jarang orang mengalami memar, pembengkakan, berdarah, dan nyeri ringan di tempat benang ditanam.

Selain itu, ada 15 hingga 20 persen kemungkinan komplikasi, termasuk lesung pipit. Kemungkinan komplikasi kecil dan dapat dengan mudah diperbaiki.

Komplikasi lain yang bisa muncul antara lain reaksi alergi terhadap bahan di bahan ulir, pendarahan akibat prosedur yang menumpuk di belakang kulit, terlihat lesung atau tarikan di tempat benang telah dimasukkan, migrasi atau pergerakan benang yang tidak disengaja yang mengakibatkan kulit terlihat menggumpal atau menonjol, rasa sakit di bawah kulit akibat benang yang terlalu kencang atau tidak terpasang dengan benar.

Dari semua risiko, infeksi adalah yang paling diwaspadai. Tanda-tanda infeksi setelah tanam benang meliputi keluarnya cairan berwarna hijau, hitam, coklat, atau merah di lokasi tanam benang, bengkak selama lebih dari 48 jam, sakit kepala persisten, dan demam.

American Academy of Plastic Surgeons menyarankan menghindari penggunaan pelembap wajah selama beberapa minggu pertama setelah tanam benang wajah. Tidur pun sebaiknya dengan posisi kepala disangga agar benang tetap pada posisinya.

MILA NOVITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."