Sriwijaya Air SJ182 Jatuh, Sri Mulyani Ungkap Duka Cita Mendalam

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Sri Mulyani. Instagram/@smindrawati

Sri Mulyani. Instagram/@smindrawati

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak di Perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021 menjadi kabar duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sampaikan duka mendalam lewat unggahan Instagram-nya. 

Di akun Instagram-nya satu jam lalu, ia mengunggah foto pita hitam pertanda duka berlatar belakang kumpulan awan di langit yang kelam. Di keterangan foto tersebut, ia menguntai ucapan turut berduka dengan musibah jatuhnya pesawat yang mengangkut 62 orang.

"Kita semua berduka dan sangat sedih atas peristiwa hilangnya pesawat Sriwijaya SJ-182 Jakarta-Pontianak," tulisnya di Instagram pada Ahad, 10 Januari 2021.

Sri Mulyani pun memanjatkan doa agar pesawat segera ditemukan. "Saya berdoa agar seluruh penumpang dan awak pesawat dapat segera ditemukan. Seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. Al Fatihah," tutupnya.

Sriwijaya Air dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak setelah empat menit lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, tepatnya pukul 14.40 WIB. Pesawat diduga jatuh di dekat Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

Pesawat semula dijadwalkan lepas landas pukul 13.25 WIB dan tiba di lokasi pukul 15.00 WIB. Namun pesawat baru lepas landas pukul 14.14 WIB dan seharusnya tiba di Pontianak pukul 15.50 WIB.

Adapun maskapai ini mengangkut 62 penumpang. Sebanyak 40 orang merupakan penumpang dewasa, tujuh orang anak-anak, tiga bayi, dan 12 kru.

Tim gabungan sedang melakukan pencarian di area perairan Kepulauan Seribu. TNI Angkatan Udara menetapkan titik koordinat pencarian di 055523 South, 106-36 05 Lintang Timur.

SILVY RIANA PUTRI | FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."