Tidur Sambil Masturbasi, Itu Namanya Gangguan Tidur Sexsomnia

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi wanita tidur. Unsplash.com/Bruce Mars

Ilustrasi wanita tidur. Unsplash.com/Bruce Mars

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gangguan tidur bukan hanya insomnia. Ada juga yang namanya sexsomnia. Ini adalah kondisi seseorang yang bercinta saat tidur. Ketika bangun, dia tidak menyadari kalau sudah melakukan hubungan intim, entah sendiri atau masturbasi atau dengan pasangannya.

Sexsomnia sejenis dengan gangguan tidur sleepwalking atau berjalan saat tidur, dan masuk kategori parasomnia. Parasomnia terjadi ketika otak 'terjebak' di antara fase-fase tidur. Kondisi ini terjadi saat seseorang masuk dalam fase tidur paling dalam atau non-rapid eye movement, kemudian terjadi confusion arousals atau gangguan yang membuat otak terjebak dalam fase-fase tidur tadi.

Sexsomnia terbilang kondisi medis baru lantaran kasus pertamanya ditemukan pada 1986. Menurut studi pada 2015, kondisi sexsomnia sangatlah terbilang langka karena ditemukan sekitar 94 kasus.

Beberapa tanda seseorang mengalami gangguan tidur sexsomnia adalah melakukan gerakan menyentuh diri untuk mencapai orgasme. Meski begitu, bisa juga dia melakukan hubungan intim dengan pasangannya sembari tidur.

Berikut gejala sexsomnia yang dapat diamati, baik masturbasi atau bercinta dengan pasangannya:

Pengidap sexsomnia tak ingat bahwa dia berhubungan intim sambil tidur. Dia bahkan menyangkal apapun yang disampaikan terkait masturbasi atau bercinta ketika terlelap.

Belum diketahui apa penyebab pasti sexsomnia. Dari berbagai riset, berikut hal-hal yang diyakini menjadi pemicu sexsomnia:

  • Kurang tidur

  • Rasa letih yang luar biasa

  • Konsumsi alkohol berlebihan

  • Penggunaan obat-obatan terlarang atau narkoba

  • Gangguan kecemasan

  • Stres

  • Suasana tidur yang kurang baik, misalkan berisik, cahaya terlalu terang, atau kepanasan

  • Bepergian

Selain gaya hidup, ada punya kondisi medis atau penyakit yang dapat menyebabkan seseorang mengalami sexsomnia, yakni sleep apnea obstruktif, sindrom kaki gelisah, penyakit refluks gastroesofagus, sindrom Irritable bowel, gangguan tidur parasomnia lainnya, seperti berjalan atau berbicara saat tidur. Sexsomnia juga dapat dipicu oleh radang saluran pencernaan, radang usus besar, sakit kepala sebelah, epilepsi, trauma di kepala, trauma seksual masa kecil, penyakit Parkinson atau gangguan sistem saraf yang mempengaruhi gerakan.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."