Manfaat Menyusui bagi Ibu, Cegah Mastitis hingga Perdarahan Pasca-Persalinan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mila Novita

google-image
Ilustrasi menyusui. factretriever.com

Ilustrasi menyusui. factretriever.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter spesilais anak, Melanie Yudiana Iskandar, mengatakan, proses menyusui memiliki peranan penting baik bagi bayi baru lahir, maupun bagi ibu yang baru saja melahirkan. Itu sebabnya, ibu dianjurkan memberikan air susu ibu atau ASI setelah melahirkan. 

“Asi kalau di awal-awal setelah melahirkan kita sebutnya kolostrum, itu sangat penting karena tinggi sekali antibodinya, apalagi untuk bayi yang sakit, sangat membantu pemulihan bayinya,” ujar Melanie pada Live Instagram “Menyusui di Era Pndemi” di akun @rsiabundajakarta, Jumat, 7 Agustus 2020.

Selain itu, proses menyusui juga penting bagi kesehatan ibu menyusui. Ketika menyusui, ada dua hormon yang aktif bekerja, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin bertugas memproduksi asi, semakin sering hormon tersebut dikeluarkan, semakin banyak ASI yang diproduksi. Sedangkan oksitosin merangsang kelenjar payudara supaya ASI bisa dikeluarkan.

“Oksitosin ini yang bagus untuk kontraksi rahim, bisa mencegah perdarahan pasca persalinan,” ujar Melanie. Dia juga menambahkan, kinerja oksitosin dipengaruhi oleh psikis ibu, ketika ibu mengalami stres, maka hormon oksitosin tidak dapat bekerja dengan baik.

Melanie menegaskan, apabila oksitosin tidak bekerja, akan berdampak buruk bagi kesehatan ibu menyusui. Payudara akan mengalami pembengkakan akibat produksi ASI yang banyak tapi tidak bisa dikeluarkan.

“Kalau sudah bengkak dampaknya bisa panjang, salah satunya mastitis dan harus ada perawatan medis lanjutan,” kata Melanie. Untuk itu, dia mengimbau agar para ibu selalu menjaga kesehatan psikisnya selama proses menyusui.

“Suami dan keluarga harus bisa membuat istri rileks, atau bisa juga dengan melakukan oxytocin massage,” kata Melanie.

MUHAMMAD AMINULLAH

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."