Nasi Putih Dijauhi Pelaku Diet, Baik untuk Penderita Celiac dan 3 Manfaat Lain

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi nasi (Pixabay.com)

Ilustrasi nasi (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bagi banyak orang tak lengkap jika makan tak pakai nasi putih. Namun bagi orang yang sedang diet dan menjaga berat makan, nasi putih selalu dihindari. Nasi putih dianggap meningkatkan kadar gula darah dan menambah berat badan.

Padahal nasi putih mengandung banyak nutrisi, mulai dari mineral, vitamin, hingga gizi utama seperti karbohidrat dan protein. Dalam satu porsi (186 gram) nasi putih, terdapat kandungan nutrisi sebesar 242 kalori; 0,4 gram lemak; 0 miligram sodium,; 53,4 karbohidrat; 0,6 gram serat; 0 gram gula dan 4,4 gram protein. 

Selain itu, nasi putih juga mengandung vitamin yang baik untuk tubuh, terutama vitamin B kompleks seperti tiamin, niacin, dan riboflavin. Makanan ini juga bisa dijadikan sumber mineral karena di dalamnya juga terkandung zat besi, mangan, dan magnesium. 

Nasi putih memang punya lebih banyak kalori dan karbohidrat serta mengandung lebih sedikit serat dibanding nasi merah atau nasi coklat. Tapi bukan berarti makanan ini sama sekali tidak memiliki kelebihan.

Berikut manfaat nasi putih yang bisa didapatkan tubuh

1. Bermanfaat untuk pengidap penyakit celiac

Nasi putih adalah salah satu makanan yang tidak mengandung gluten. Jadi, untuk pengidap pernyakit celiac yang tidak bisa mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, nasi bisa jadi salah satu pilihan yang tepat.

Tidak hanya disantap sebagai nasi, beras putih juga bisa diolah jadi berbagai macam olahan, seperti mie, bihun, tepung, hingga minuman. Jadi, pengidap penyakit ini tidak akan bosan mengonsumsi beras dalam bentuk nasi saja.

2. Sumber energi yang baik untuk tubuh

Sebagai sumber karbohidrat, nasi putih bisa menjadi salah satu sumber energi paling efektif yang bisa Anda konsumsi. Itulah alasannya, para atlet lebih banyak yang memilih nasi putih dibandingkan dengan nasi merah dan nasi coklat, karena makanan ini bisa memberikan energi dalam waktu singkat.

3. Bantu jaga kesehatan tulang, saraf, dan otot

Magnesium yang terkandung di dalam nasi putih merupakan mineral yang penting untuk menjaga fungsi tulang. Tidak hanya itu, magnesium juga dibutuhkan oleh tubuh agar fungsi saraf dan otot bisa berjalan dengan baik.

4. Baik untuk kesehatan usus

Nasi mengandung serat khusus yang akan diubah menjadi asam lemak oleh tubuh saat kita konsumsi. Asam lemak tersebut lah yang kemudian bisa menjaga kesehatan usus dan bahkan mengurangi risiko terjadinya kanker kolorektal.

Meski memiliki manfaat, nasi putih banyak dihindari orang yang sedang diet dan pengidap diabetes. Nasi putih dianggap tinggi kalori. Semakin tinggi kalori makanan, maka semakin besar juga risiko kalori tersebut akan menumpuk di tubuh dan menyebabkan kenaikan berat badan.

Namun sebenarnya, semua itu juga tergantung dari cara masak dan lauknya. Jika Anda tidak makan nasi tapi masih tetap mengonsumsi makanan lain yang berkalori tinggi, maka usaha untuk menurunkan berat badan bisa saja sia-sia.

Selain karena kalorinya, nasi putih juga dihindari oleh pengidap diabetes karena memiliki indeks glikemik cukup tinggi. Indeks glikemik adalah nilai ukur seberapa cepat tubuh bisa tubuh kita bisa mengubah karbohidrat menjadi gula yang akan diserap ke dalam aliran darah. Semakin tinggi nilai indeks glikemik suatu makanan, maka semakin cepat ia akan menaikkan kadar gula darah.

Makanan yang memiliki nilai indeks glikemik di bawah 55, termasuk dalam makanan dengan nilai rendah. Sementara yang memiliki nilai 56 – 69 masuk kategori sedang dan nilai 70 – 100 masuk kategori tinggi. Nasi putih memiliki nilai indeksi glikemik 64. Masih dalam kategori sedang, namun hampir mendekati kategori tinggi. Maka orang yang diabetes ataupun yang berisiko tinggi terkena penyakit ini, tidak disarankan untuk mengonsumsinya.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."