Penyebaran Covid-19 pada Bayi dan Anak Naik, Ini Pencegahannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi ibu sedang menggendong bayi. (Unsplash/The Honest Company)

Ilustrasi ibu sedang menggendong bayi. (Unsplash/The Honest Company)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kasus Covid-19 pada bayi dan anak menunjukkan angka yang memprihatinkan.

Hingga 18 Mei 2020, tercatat sebanyak 3.324 anak memiliki status sebagai Pasien dalam Pengawasan (PDP), 129 anak berstatus PDP meninggal, 584 kasus anak terkonfirmasi positif Covid-19, dan 14 anak meninggal akibat COVID-19.

Tim Gugus Tugas Covid-19 DKI Jakarta dalam laman resmi corona.jakarta.go.id, juga mencatat penambahan 80 pasien positif Covid-19 berusia 5 tahun ke bawah alias balita, per tanggal 24 Mei 2020. Selain itu, terdapat 418 anak yang masuk golongan Orang dalam Pemantauan (ODP) pada kelompok usia di bawah 5 tahun. Juga, tercatat 185 anak sebagai PDP.

Semua kasus Covid-19 yang terjadi pada anak-anak ini memiliki pola yang sama. Yakni, terpapar melalui transmisi lokal atau tertular dari orang tua dan kerabat dekat. Penularan virus corona melalui droplet ketika bersin, batuk, ataupun berbicara, terjadi di lingkungan rumah dan membahayakan semua anggota keluarga, termasuk si kecil.

Dengan kasus Covid-19 pada bayi dan anak-anak yang bertambah, maka orang tua perlu mengetahui tips pencegahannya. Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Gebang Medika, Tangerang, Arnold Soetarso menyampaikan beberapa cara mencegah penularan Covid-19 pada bayi dan anak:

  1. Tidak perlu keluar rumah jika tidak darurat.


  2. Menggunakan masker ketika keluar rumah untuk anak berusia 2 tahun ke atas

  3. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau menggunakan hand sanitizer jika tidak ada fasilitas cuci tangan.

  4. Menjaga imunitas bayi dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Pemberian ASI dilanjutkan hingga 2 tahun dengan dibarengi pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi, cukup, dan seimbang.

  5. Istirahat yang cukup.

"Boleh saja menggunakan face shield, asal tidak menutup jalan napas bayi dan tidak digunakan sepanjang waktu," kata Arnold Soetarso dalam keterangan tertulis dari Teman Bumil, Rabu 24 Juni 2020. Hanya saja, Arnold mengingatkan, penggunaan masker atau face shield akan efektif jika dilakukan dengan prinsip pencegahan infeksi lain, yakni menerapkan physical distancing dan rajin mencuci tangan.

Teman Bumil membagikan face shield untuk ibu dan bayi melalui dokter anak dan bidan. Foto: Teman Bumil

Pada Juni 2020, Teman Bumil mengadakan program CSR bertajuk Teman Bumil Berbagi. "Di tengah pandemi seperti ini, banyak orang tua yang khawatir terhadap kesehatan bayinya. Terlebih ketika mereka hendak melakukan vaksinasi," kata Co-founder Teman Bumil, Tiffany Robyn Soetikno. "Sebab itu, Teman Bumil berinisiatif mendonasikan baby face shield kepada para ibu dan si kecil yang membutuhkan."

Program Teman Bumil Berbagi ini mendistribusikan 1.000 face shield melalui dokter spesialis anak dan bidan yang tersebar di berbagai provinsi dengan angka pasien Covid-19 yang cukup tinggi. Beberapa daerah itu antara lain DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Banten.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."