Rudy Hadisuwarno Bagi Tips Merawat Rambut Sehat untuk Hijaber

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi busana muslim/fashion hijab/jilbab. Shutterstock.com

Ilustrasi busana muslim/fashion hijab/jilbab. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah pengguna jilbab kerap menghadapi masalah rambut seperti kerontokan hingga berketombe. Menurut penata rambut Rudy Hadisuwarno, masalah itu bisa diatasi dengan rutin perawatan rambut.

“Cara merawat rambut agar sehat intinya adalah dengan mencuci rambut setiap hari, menggunakan masker atau serum rambut, konsultasi ke salon profesional mengenai sampo dan kondisioner yang cocok untuk kulit kepala Anda, perawatan di salon juga penting, minimal 2 minggu sekali,” tuturnya dalam Webinar BPOM RI :Tetap Sehat dan Menarik di Era Pandemi Covid-19 pada Rabu, 24 Juni 2020.

Mengingat hijaber menutup kepalanya hingga 8,5 jam dalam sehari, ia mengingatkan penting untuk memperhatikan kebersihannya agar tak terlalu lembap.

Baca juga: 8 Kesalahan yang Sering Dilakukan saat Mencuci Rambut

“Setelah mencuci rambut, dikeringkan dahulu baru pakai hijabnya, waktu mengeringkan rambut gunakan hair dryer (pengering rambut) dengan suhu dingin, baru panas, rambut juga jangan diikat terlalu kencang (bagi yang berambut panjang). Untuk pemakaian kerudung, kalau bisa selang 2 jam jilbabnya dibuka dan ciputnya diganti agar tidak menimbulkan bau tak sedap,” sarannya.

Jika Anda rutin melakukan perawatan di atas maka tampilan rambut sehat bisa menjadi milik Anda. Ciri-ciri rambut yang sehat menurut penata rambut kenamaan Tanah Air ini di antaranya kulit kepala bersih dari kulit-kulit mati yang menempel dan kotoran hingga dalam satu lubang pori-pori di kulit kepala ada tiga helai rambut.

Selain itu, batang rambut harus lembut, rambut yang rontok masih di tahap ringan atau sebanyak 50 helai rambut dalam sehari, tak berketombe, dan tidak mudah patah.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."