Manfaat Lemon yang Tak Disangka, Cegah Bikin 'Pulau' di Bantal

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi lemon. Unsplash.com/Han Lahandoe

Ilustrasi lemon. Unsplash.com/Han Lahandoe

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Khasiat buah lemon sudah tak perlu diragukan lagi untuk kesehatan dan kecantikan. Buah lemon membantu orang yang sedang berdiet atau menurunkan berat badan, mencerahkan kulit, dan sering juga digunakan dalam masakan.

Kali ini, ada satu lagi manfaat buah lemon yang tak disangka-sangka. Buah berwarna kuning cerah itu mampu mengobati kebiasaan membuat 'pulau' alias ngiler saat tidur. Ngiler saat tidur terbilang memalukan dan jorok.

Sarung bantal harus langsung dicuci agar tidak meninggalkan jejak air liur. Terlebih saat ini setiap orang harus menjaga diri dari percik atau droplet liur untuk mencegah penularan Covid-19.

Lantas bagaimana memanfaatkan buah lemon untuk mencegah ngiler? Mengutip laman Sehatq, buah lemonnya bukan dicampurkan ke dalam air, melainkan diisap. Dengan diisip, maka zat yang terkandung di dalamnya akan langsung menuju kelenjar ludah dan mengerem produksi air liur.

Ilustrasi tidur. Unsplash.com/Kinga Cichewicz

Baca juga: 7 Manfaat Kesehatan Rutin Minum Air Lemon Setiap Pagi

Seperti banyak diketahui, buah-buahan citrus memang diyakini bisa menurunkan produksi air liur. Bantu juga dengan lebih sering minum air putih. Sebab saat tubuh terhidrasi dengan baik, maka produksi air liur akan berkurang.

Satu lagi cara sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah posisi tidur. Intinya, pantang tidur dengan tubuh dalam keadaan miring. Biasakan tidur telentang. Dengan begitu, gaya gravitasi akan membantu air liur tidak keluar dari mulut saat tertidur.

Jadi, tunggu apa lagi. Segera isap potongan lemon dan belajar tidur telentang. Tahan sedikit asamnya lemon dan nanti malam kamu tak bikin 'pulau' lagi di bantal.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."