Acha Septriasa Cerita Langgar Karantina Bakal Didenda Rp 100 Juta

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Acha Septriasa dan suaminya, Vicky Kharisma setelah menggunakan hak pilih pada Pemilu 2019 di TPS Marrrickvile Sydney, Australia, pada Minggu 14 April 2019. Instagram

Acha Septriasa dan suaminya, Vicky Kharisma setelah menggunakan hak pilih pada Pemilu 2019 di TPS Marrrickvile Sydney, Australia, pada Minggu 14 April 2019. Instagram

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Seperti kebanyakan warga Indonesia di perantauan, aktris Acha Septriasa tidak bisa pulang kampung untuk merayakan Lebaran tahun ini. Pandemi Covid-19 membuatnya harus bersilaturahmi melalui konferensi video dengan keluarganya di Jakarta.

"Pengalaman yang belum pernah kami rasakan sebelumnya," kata Acha Septriasa, 30 tahun, Kamis, 28 Mei 2020. Perempuan bernama lengkap Jelita Septriasa itu menetap di Sydney, Australia, bersama suami, Vicky Kharisma, dan putrinya, Bridgia Kalina Kharisma.

Saat Idul Fitri, mereka salat Ied berjamaah di kediamannya. Acha juga memasak sendiri penganan khas Lebaran, seperti nastar, kue keju, sifon, hingga rendang, dendeng balado, dan gulai. Sejak pandemi merebak, Acha Septriasa menghabiskan lebih banyak waktu di rumah.

Beruntung saat Ramadan lalu aktor Gading Marten mengajaknya bermain dalam webseries Curhat Online. Bersama para pelakon lainnya, Acha yang berperan sebagai Saski menjalani syuting serial pendek sepuluh episode itu secara daring lewat aplikasi Zoom. "Seru untuk mengisi waktu di bulan Ramadan," ujar dia.

Konferensi pers virtual Curhat Online Web Series Kuy Entertainment pada Kamis, 14 Mei 2020. Foto: Marvela | TEMPO

Ruang geraknya selama pandemi terbatas. Penerapan pembatasan sosial di Negeri Kanguru sangat ketat sejak Maret 2020. Siapa pun yang kepergok kelayapan di luar rumah, berkerumun, dan bahkan piknik bisa didenda 1.100 dolar. Jika orang tersebut melanggar lagi, bakal terkena denda hingga 10 ribu dolar atau sekitar Rp 100 juta.

Di supermarket, misalnya, setiap pelanggan diharuskan menjaga jarak 1,5 meter. Penyanitasi tangan dan tisu basah juga banyak tersedia. "Setelah dilonggarkan dua minggu lalu, ternyata hanya ada satu kasus positif yang baru. Terbukti kurva pandeminya turun," tutur Acha Septriasa. Sejak itu, toko-toko ritel mulai buka kembali. Restoran juga sudah bisa menampung hingga sepuluh pengunjung.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."