Desainer Ini Buat Jilbab Sanitasi untuk Tenaga Medis Covid-19

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Tenaga kesehatan mengenakan hijab sanitasi buatan Henna & Hijab. Instagram.com/@hennaandhijabs

Tenaga kesehatan mengenakan hijab sanitasi buatan Henna & Hijab. Instagram.com/@hennaandhijabs

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Desainer Hilal Ibrahim merancang jilbab sanitasi yang mudah dicuci dan digunakan kembali dengan aman untuk para tenaga kesehatan Covid-19.

Ide membuat jilbab sanitasi berawal saat Hilal Ibrahim mengetahui bahwa petugas layanan kesehatan muslim membuang jilbab mereka di sela-sela pergantian tugas untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.

Desainer asal Minnesota, Amerika Srikat, dan pemilik Henna & Hijab, sebuah butik yang mengkhususkan diri dalam henna organik dan hijab buatan tangan, telah menyumbangkan lebih dari 700 jilbab untuk dokter dan perawat perawat Covid-19 di seluruh negara bagian.

Jilbabnya tersedia dalam berbagai warna netral — termasuk hitam, cokelat, biru, dan blush pink yang dirancang dengan panjang yang sesuai dengan kebutuhan keagamaan.

"Yang paling penting, mereka tidak memengaruhi mobilitas pada pekerjaan dan tetap aman di tempatnya," kata Ibrahim kepada Elle. "Itu penting, mengingat [bahwa petugas kesehatan] harus sangat berhati-hati dalam melakukan kontak langsung kepada pasien," sambungnya 

Jilbab sesuai standar tingkat rumah sakit cukup fleksibel untuk dikenakan oleh pasien dan karyawan. Setiap penutup dibuat dengan tangan dan dijahit dengan kain yang dibuat secara etis. Selain itu, dirancang untuk mampu menahan mesin cuci industri.

Dalam pembuatannya, para penjahit di workshop Ibrahim telah menambahkan langkah-langkah ekstra untuk proses pembuatan di masa pandemi Covid-19. Semua orang memakai sarung tangan dan masker saat memegang jilbab dan membutuhkan perhatian ekstra untuk membantu mengurangi penyebaran kuman saat mengemasnya.

Semua langkah itu dilakukan untuk memastikan kebersihan saat dipakai tenaga medis dan kesehatan.

Menurut Ibrahim, ia telah menjalin komunikasi dengan rumah sakit Minnesota — termasuk Mitra Kesehatan, Park Nicollet, Kesehatan Hennepin, Kesehatan Allina, Universitas Kesehatan Minnesota, dan Klinik Mayo — untuk membuat rencana pengantaran yang aman sebelum memberikan jilbab.

Ibrahim mengungkapkan dalam beberapa minggu terakhir, Henna & Hijab telah dibanjiri dengan permintaan jilbab dari karyawan kesehatan di seluruh negeri.

NIA PRATIWI

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."