Kisah Inspiratif, Mereka yang Mengusir Bosan Selama #dirumahaja

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi bekerja di rumah. shutterstock.com

Ilustrasi bekerja di rumah. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tak mudah memang mengusir rasa bosan selama tiga bulan #dirumahaja. Sebagian orang berusaha sekuat tenaga agar tetap berada di rumah selama wabah corona. Mereka mencari berbagai cara agar betah di rumah.

Ada yang menghabiskan waktu dengan nonton belasan episode drama Korea alias drakor, menekuni hobi baru, menerapkan jadwal kerja yang berbeda, sampai mampu menuntaskan berbagai pekerjaan yang selama ini tertunda. Yuk, simak kisah mereka yang berusaha betah #dirumahaja.

Seorang pegawai negeri sipil, Lydia Agustina menyiasati rasa bosan di rumah dengan nonton drama Korea. "Kalau suntuk, aku nonton drama Korea dan sudah tamat beberapa judul, karena episodenya panjang-panjang," kata Lydia Agustina. Terbukti, nonton film dan serial adalah pelipur lara bagi sebagian orang selama berada #dirumahaja saat wabah corona.

Sama seperti Fidella Anandhita. Dia dulu jarang nonton serial drama Korea. Namun saat wabah corona, dia mulai menyaksikan bergam acara dari Negeri Ginseng yang bertebaran di platform streaming. "Aku sekarang jadi nonton drama Korea," kata Fidella. Sebelum pandemi, dia rutin menari di studio.

Wabah corona tak menghentikan aktivitas yang dicintainya. Fidella membuat pojok khusus menari di rumah, sehingga dia bisa terus berlatih meski tidak ke studio. Lewat teknologi, dia dan teman-temannya bisa tetap berlatih menari bersama-sama. Mereka mendapatkan video koreografi untuk berlatih masing-masing, lalu menari bersama ketika kelas berlangsung secara daring.

Beda lagi dengan Elvina Wijaya yang merasakan asyiknya bermain game online selama wabah corona. Dia memang mencari obat jenuh lewat permainan interaktif, sehingga bisa bersosialisasi dengan teman. "Aku cari game, yang kalau malam bisa berinteraksi sama teman, termasuk Nintendo Switch, di dalamnya banyak mainan interaktif kayak 'Animal Crossing'," katanya.

Spesialis kedokteran jiwa, Leonardi Goenawan mengatakan masyarakat mulai bisa menerima kenyataan setelah berhasil melewati tahap disrupsi, perubahan pola hidup, dan kebingungan. "Gaya hidup berdiam diri di rumah jadi hal lazim," kata Leonardi. Masyarakat yang terbiasa berdiam diri di rumah dapat memanfaatkan waktu luang untuk melakukan hal produktif.

Ilustrasi memasak. Unsplash.com/Jason Briscoe

Hobi baru atau bakat terpendam dapat ditemukan selama masa pembatasan sosial. Mulai bermunculan video tutorial masak hingga berkebun di internet, mempermudah orang-orang untuk mengasah keahliannya. Anadhya Setyowati kini tak pernah lagi memesan makanan karena semua makanan diracik sendiri. "Ternyata bisa lebih hemat selama pandemi," kata dia.

Anadhya juga mencoba hobi baru, yakni berkebun di dalam rumah. Pemandangan hijau dan menyejukkan dari tanaman di dalam rumah diyakini bisa menghilangkan penat. Prinsip ini dipegang juga oleh Sitaresti Andarini yang mulai menghiasi isi rumahnya dengan tanaman. "Biar di dalam rumah enggak suntuk-suntuk amat," kata dia.

Berkutat di dapur juga menjadi hobi baru bagi Sitaresti yang sebelumnya hanya memasak makanan sederhana dan instan. Masakan khas Sumatera Barat seperti rendang hingga kare chicken katsu dan shabu-shabu sudah dia praktikkan sendiri. "Tadinya cuma bisa masak nasi sama mie instan," katanya sambil tertawa.

Sementara Ifnur Hikmah yang aktif menulis di Wattpad jadi lebih produktif selama bekerja dari rumah. Ifnur yang bekerja sebagai editor konten biasanya hanya sempat menulis cerita baru di Wattpad pada akhir pekan. "Sekarang semakin sering menulis, bisa setiap hari. Kalau habis kerja enggak bisa tidur, nulis lagi," kata dia mengenai produktivitas selama bekerja dari rumah.

Lalu, kegiatan apa yang membuatmu tidak merasa bosan selama berada #dirumahaja 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."