Wabah Corona, Tips Aman Makan di Luar Buat yang Tidak WFH

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi wanita menikmati makanan di restoran. Unsplash/Pablo Merchan

Ilustrasi wanita menikmati makanan di restoran. Unsplash/Pablo Merchan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tak semua perusahaan menerapkan mekanisme bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Kendati tetap berangkat ke kantor, kebiasaan mereka berubah karena wabah corona.

Para pekerja yang biasanya makan siang di kafe atau rumah makan di sekitar kantor memilih layanan pesan antar atau membawa bekal dari rumah. Mereka menghindari keramaian, mengurangi kongkow, serta memastikan semua perangkat kerja dan peralatan makan bersih.

Menghindari keramaian dan tempat umum memang menjadi cara terbaik untuk mencegah penularan virus corona. Tapi bagaimana jika terpaksa membeli makan di luar?

Profesor keamanan makanan dari North Carolina State University, Benjamin Chapman, dalam wawancara bersama USA Today, mengatakan sebetulnya makan di luar, seperti di restoran, kedai, atau kafe, aman-aman saja. Asalkan, kata dia, tetap melakukan tindakan pencegahan secara maksimal, seperti sering mencuci tangan menggunakan sabun atau cairan pembersih dan berjarak minimal 1 meter dari orang lain.

Virus corona, yang mengakibatkan penyakit pernapasan, menyebar melalui tetesan dari batuk atau bersin ke hidung atau mata orang lain. "Tidak ada bukti bahwa penyakit tersebut ditularkan melalui makanan," kata profesor ahli penyakit menular Universitas Minnesota, Craig Hedberg.

Dengan tindakan pencegahan yang cukup, dia menambahkan, Anda tetap dapat membeli makan di luar. "Tapi hal ini tidak berlaku untuk orang-orang yang termasuk kelompok berisiko tinggi, seperti para lansia dan orang yang sedang sakit," ujar dia.

Meski demikian, siapapun diminta tetap waspada. Sebab, menurut Chapman, aneka benda yang berada di restoran, seperti buku menu, botol saus, alat makan, meja, dan pegangan pintu, bisa terkontaminasi tetesan dari batuk dan bersin yang mengandung virus.

Jadi, kata Chapman, jika Anda terpaksa makan di restoran, hindari menyentuh wajah apabila belum mencuci tangan setelah memegang barang-barang di restoran. "Cuci tangan menggunakan sabun dan pembersih tangan sangat efektif melawan virus. Ini adalah tindakan perlindungan yang baik."

Kewaspadaan harus ditingkatkan jika Anda terpaksa mengkonsumsi makanan dari restoran atau kedai yang menyediakan menu prasmanan. Menurut Chapman, penyajian makanan dengan cara ini punya risiko lebih besar dalam penyebaran virus corona. Sebab, konsumen harus mengambil sendiri makanannya dan menyentuh peralatan penyajian makanan.

"Pemilik kedai atau restoran harus mengambil tindakan pencegahan, seperti menutup makanan dengan rapat atau menyediakan pelayan dengan sarung tangan dan masker untuk melayani konsumen," ujar dia. Pemilik restoran juga harus membatasi jumlah konsumen yang makan di tempatnya.

Mengenai layanan pesan antar makanan, Chapman mengatakan pembelian makanan dengan cara ini lebih berisiko menjadi media penularan virus. Bisa jadi penularan berlangsung ketika terjadi interaksi dengan petugas pengantar makanan dengan pemesan.

Wakil Presiden National Restaurant Association, Amerika Serikat, Larry Lynch, mengatakan pihaknya sudah mengimbau semua penyedia jasa pengantaran makanan untuk mengubah fitur operasinya, yakni menyediakan pilihan bagi pelanggan yang meminta pesanan mereka ditaruh di depan pintu tanpa harus bertemu dengan petugas pengiriman. Dengan cara ini pun, konsumen tetap diminta tak lupa mencuci tangan setelah menerima barang kiriman.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."