Ajak Anak atau Bayi ke Luar Negeri, Perlukah Dites Virus Corona?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi liburan bersama keluarga

Ilustrasi liburan bersama keluarga

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Mereka yang baru datang dari luar negeri diharapkan mengecek kondisi kesehatan masing-masing. Apabila mengalami demam dan suhu tubuh lebih dri 38 derajat celcius, maka diharapkan pergi ke rumah sakit untuk menjalani tes virus corona.

Lantas bagaimana dengan anak-anak yang mengikuti orang tua mereka bepergian ke luar negeri? Apakah mereka juga perlu mengikuti pemeriksaan kesehatan sampai tes virus corona?

Dokter konsultan infeksi dan penyakit tropis anak, Anggraini Alam mengatakan tak semua anak yang usai bepergian ke luar negeri perlu menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Meski begitu, dia menyarankan para orang tua mewaspadai berbagai gejala yang terjadi.

"Misalnya anak batuk, pilek, sampai sesak napas. Itu baru diperiksa," kata Anggraini Alam dalam acara COVID-19 pada Anak, Kamis, 19 Maret 2020. Berlibur saat pandemi virus corona terjadi dapat meningkatkan kemungkinan anak terjangkit virus corona. Terlebih jika selama 14 hari pasca-berlibur, anak mengalami beberapa gejala virus corona.

Warga mengantre untuk melakukan tes corona atau COVID-19 di Poli Khusus Corona RSUA, Surabaya, Senin, 16 Maret 2020. Poli Khusus Corona dibuka pukul 08.00-20.00 WIB dengan batas jumlah pasien 100 orang per harinya, sebagai upaya mengoptimalkan layananan kepada masyarakat. ANTARA/Moch Asim

Tanda lainnya yang perlu diketahui orang tua adalah, apakah anak pernah melakukan kontak erat dengan pasien positif corona atau tidak. Musababnya, virus corona baru atau COVID-19 bisa datang tanpa gejala. "Kalau ada kontak dengan pasien positif corona, maka selama 14 hari harus diperiksa karena anak berisiko tertular," kata dia. "COVID-19 menyebar lewat percikan air liur, bisa saja sedang mengobrol lalu terkena."

Apabila dua tanda tadi terjadi pada anak, maka orang tua mesti memeriksakan anak ke rumah sakit rujukan untuk penanganan virus corona. Bagi anak yang berusia 15 tahun, tes swab dilakukan dengan mengambil spesimen dari hidung hingga dinding saluran napas belakang. Sedangkan anak berusia 0 sampai 14 tahun, sampel swab diambil dari daerah faring hingga tenggorokan.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."