Wabah Corona, Pabrik Parfum Dior & Givenchy Bikin Hand Sanitizer

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi memakai hand sanitizer. Unsplash.com/Kelly Sikkema

Ilustrasi memakai hand sanitizer. Unsplash.com/Kelly Sikkema

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - LVMH, perusahaan mode pemilik brand papan atas, seperti Louis Vuitton, Christian Dior, dan Givenchy mengubah fungsi pabrik parfumnya dengan memproduksi hand sanitizer.

Pabrik parfum yang terletak di Prancis itu mulai membuat dan memasok cairan pembersih tangan atau hand sanitizer untuk membantu mencegah meluasnya wabah virus corona. Pabrik tersebut biasanya membuat parfum merek Guerlain, Dior, dan Givenchy.

"LVMH menggunakan fasilitas produksi parfum untuk membuat gel hidroalkohol dalam jumlah besar mulai Senin," tulis LVMH dalam sebuah pernyataan. Hand sanitizer itu akan dikirimkan secara cuma-cuma ke sejumlah otoritas kesehatan.

Mengutip Forbes, pembuatan dan pengiriman hand sanitizer berlangsung mulai Senin, 16 Maret 2020. Untuk tahap awal, pabrik LVMH akan memproduksi 12 ton gel hidroalkohol. Hingga Ahad kemarin, jumlah kasus virus corona di Prancis tercatat lebih dari 5.420 kasus, dengan 127 kematian.

Seorang pengunjung keluar dari toko pakaian mewah Christian Dior, selain perumahan mewah, Monaco dikenal sebagai surga bagi pencinta dunia fashion, puluhan butik ternama bertebaran di seantero kota. Monaco, 18 Mei 2015. Andrey Rudakov/Getty Images

Kebutuhan hand sanitizer meningkat seiring wabah virus corona baru atau COVID-19 yang meluas di sejumlah negara di Eropa. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit atau CDC Amerika Serikat merekomendasikan penggunaan cairan pembersih tangan sebagai alat yang efektif untuk menghindari penyebaran virus.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA bahkan mendorong apoteker dan dokter berlisensi untuk mulai membuat cairan pembersih tangan atau hand sanitizer sendiri. Hingga Minggu, 15 Maret 2020, Jumlah angka infeksi COVID-19 mencapai 157.476 orang di 155 negara. Dari jumlah itu, 5.845 orang meninggal, 75.953 orang dinyatakan sembuh, dan sisanya 75.678 orang masih dalam perawatan.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."