Tips Isolasi Diri di Rumah Cegah Corona, Beda dengan Karantina

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ruang isolasi untuk pasien suspect flu babi di RSUD Pare, Kediri, Jawa Timur (30/7). Lima santri Tebu Ireng Jombang diduga terkena flu babi dan di rumah sakit tersebut. Foto: ANTARA/Arief Priyono

Ruang isolasi untuk pasien suspect flu babi di RSUD Pare, Kediri, Jawa Timur (30/7). Lima santri Tebu Ireng Jombang diduga terkena flu babi dan di rumah sakit tersebut. Foto: ANTARA/Arief Priyono

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Isolasi diri dari wabah virus corona tidak harus dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Langkah isolasi diri bisa diterapkan di rumah secara mandiri.

Juru Bicara Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan seseorang yang mengalami gejala infeksi saluran napas direkomendasikan secara sukarela mengisolasi diri di rumah. "Jenis sakit ini masih tergolong ringan," kata Erlina Burhan yang juga dokter spesialis paru. "Jika positif terkena COVID-19, durasi isolasi diri tergantung rekomendasi petugas kesehatan hingga dikatakan negatif corona."

Mereka yang mengalami gejala infeksi saluran napas dan mengisolasi diri di rumah, menurut Erlina, disarankan melakukan beberapa hal berikut.

  1. Memisahkan diri

    Mereka yang mengalami gejala infeksi saluran napas sebaiknya berada di kamar khusus yang terpisah dari anggota keluarga lain. Kalupun harus pergi ke ruangan lain, misalnya dapur atau kamar mandi dan berpapasan dengan penghuni rumah lainnya, maka jaga jarak minimal 1 meter.

  2. Pakai masker

    Orang yang mengisolasi diri harus selalu memakai masker.

  3. Terapkan etiket kebersihan

    Selalu tutup area hidung dan mulut ketika batuk dan bersin. Jika memakai tisu, buanglah tisu bekas ke dalam tempat sampah tertutup, kemudian cuci tangan.

  4. Barang pribadi

    Orang yang diisolasi tidak boleh memakai peralatan makan, mandi, kain, dan sebagainya dengan orang yang sehat. Segera bersihkan alat makan setelah digunakan.

  5. Metode pencucian

    Peralatan pribadi orang yang diisolasi, seperti pakaian dan handuk harus dicuci terpisah dalam suhu 60 sampai 90 derajat celcius dengan deterjen biasa. "Lakukanlah juga pembersihan dan disinfektan rutin ke area yang tersentuh," kata Erlina Burhan yang juga anggota Satgas Waspada dan Siaga Covid-19 PB IDI.

  6. Batasi interaksi

    Petugas kesehatan atau orang rumah yang merawat orang yang diisolasi harus membatasi interaksi dengan pasien. Buat daftar siapa saja orang yang dekat dengan pasien dan monitor kondisinya selama 14 hari dari kontak atau paparan terakhir.


Orang yang diisolasi ini berbeda dengan karantina. Dalam proses isolasi, orang tersebut sudah mengalami gejala infeksi saluran napas, seperti batuk dan flu. Sedangkan orang yang mengkarantina diri adalah mereka yang membatasi ruang gerak karena usai bepergian dari negara pandemi virus corona atau telah berinteraksi dengan pasien positif corona, meski tidak mengalami gejala sakit apapun.

Untuk mencegah penyebaran virus, Erlina Burhan menyarankan meningkatkan sistem imunitas tubuh. Caranya, cukup istirahat. Orang dewasa membutuhkan tidur selama 7 sampai 8 jam sehari, sedangkan remaja sekitar 9 sampai 10 jam sehari.

Perbanyak makan buah dan sayur, rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari, dan mengkonsumsi suplemen bila perlu. Yang tak kalah penting adalah menghindari stres, jangan rokok, dan mengindari konsumsi alkohol.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."