Cara Membedakan Masker Asli dan Palsu untuk Cegah Virus Corona

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi penggunaan masker, sebagai salah satu upaya penyebaran virus.

Ilustrasi penggunaan masker, sebagai salah satu upaya penyebaran virus.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hari ini, Senin, 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengkonfirmasi bahwa sudah ada dua kasus warga negara Indonesia positif virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Ibu dan anak tersebut sudah dirawat di rumah sakit dengan pengamanan intensif.

Presiden Jokowi menyebut Indonesia sudah siap menghadapi COVID-19 ini. Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah rumah sakit rujukan dengan lebih dari 100 dengan ruang isolasi dengan standar internasional. "Kita juga memiliki peralatan yang memadai standar internasional. Kita juga miliki reagen yang cukup. Kita juga miliki tim gabungan TNI/Sipil dalam penanganan ini, (tim) ini yang belum pernah saya sampaikan sebelumnya," kata Jokowi.

Penggunaan masker salah satu tindakan pencegahan penyebaran virus corona. Sebab jenis virus ini bisa menyerang seseorang setelah terkena droplets atau percikan air liur. Sayangnya, penjualan masker kini mulai dipermainkan oleh beberapa perusahaan, terutama dengan menipisnya stok masker bedah dan tak sedikit yang mulai membuat produk palsu. Tentunya, masker ini menjadi tidak berguna dalam melindungi diri.

“Kalau masker palsu, ia tidak menjadi filter molekul. Itu sama saja kita hanya menahan udara. Seharusnya kan fungsi aslinya menahan molekul yang berterbangan di sekitar sehingga tidak tertular penyakit,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia, Moh. Adib Khumaidi, dalam media briefing di Jakarta pada Sabtu, 29 Februari 2020.

Agar tetap aman dan terhindar dari masker tiruan, Adib pun mengimbau agar membeli masker dengan dua warna berbeda. Misalnya biru dan putih atau hijau dan putih.

“Jadi, yang ada warna hijau depannya dan yang dalamnya warna putih itu menunjukkan ada lapisan penyaring untuk molekul besar seperti virus dan bakteri. Kalau bisa yang beda warna seperti ini,” jelasnya.

Secara fisik, seseorang juga bisa melihat bentuk masker dengan detail. Apabila masker tersebut tipis, sangat mungkin palsu. Sedangkan masker asli akan terasa tebal lantaran memiliki tiga lapisan. Lapisan luar bertugas untuk mencegah percikan masuk ke masker, tengah untuk filtrasi, dan dalam untuk absorbsi.

“Biasanya yang tengah ini tidak ada di masker bedah palsu,” tukas ia.

Ada saran bagi yang tak ingin sulit memperhatikan masker. Menurut Adib, sebaiknya langsung membeli di apotek atau swalayan. “Kalau bisa masuk ke dua toko itu, artinya mereka pasti legal dan terstandarisasi. Jadi, sebaiknya beli di sana kalau mau simpel,” pungkas ia.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | DEWI NURITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."