Ini Faktor Pemicu Keguguran seperti yang Dialami Nagita Slavina

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Belanda menjadi negara eropa pertama yang dkunjungi pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, usai menghabiskan liburannya ke Korea dan Jepang. Instagram/@raffinagita1717

Belanda menjadi negara eropa pertama yang dkunjungi pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, usai menghabiskan liburannya ke Korea dan Jepang. Instagram/@raffinagita1717

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kabar sedih datang dari Nagita Slavina. Istri Raffi Ahmad ini mengalami keguguran saat kehamilannya baru berusia satu bulan. Diketahui Gigi sapaan akrabnya baru kembali dari keliling dunia selama empat bulan bersama keluarga tercinta dan tim manajemennya. 

Gigi menceritakan kegugurannya ditemani Raffi melalui unggahan video di saluran YouTube Rans Entertainment pada Sabtu, 29 Februari 2020. Gigi mengaku mengalami flek saat akan berkonsultasi ke dokter kandungan untuk memastikan kehamilannya.

“Kemarin udah testpack, udah positif, mungkin kacapekan juga sih, tapi mungkin memang yang paling pasti belum dikasih, belum rezekinya,” tutur perempuan 32 tahun itu.

Raffi menambahkan bahwa sesampainya di Jakarta, ia dan Gigi langsung pijat. “Karena kita nggak tahu, aku juga teledor, lupa. Jadi, begitu sampai sini langsung pijat pagi-pagi,” ungkap ia.

Keguguran atau aborsi spontan yang dialami Nagita Slavina terjadi ketika janin memiliki masalah genetik yang cukup fatal. Namun, selain faktor genetik, seorang ibu hamil atau bumil bisa mengalami keguguran karena beberapa hal, di antaranya infeksi, kondisi medis pada ibu seperti diabetes atau penyakit tiroid, masalah hormon, masalah pada sistem imun, dan masalah fisik pada ibu.

Pemicu lainnya adalah kelainan pada uterus dan insufisiensi serviks, yakni kondisi serviks lemah yang dapat mengakibatkan keguguran pada trimester kedua.

Selain itu, seorang wanita memiliki risiko keguguran lebih tinggi ketika hamil pada usia lebih dari 35 tahun. Terlebih jika bumil tersebut memiliki penyakit tertentu, seperti diabetes atau tiroid. Risiko keguguran juga lebih tinggi terjadi pada wanita yang telah mengalami tiga atau lebih keguguran.

Lalu, adakah cara untuk mencegah keguguran? Sayangnya, tak ada metode khusus untuk mencegah terjadinya aborsi spontan.

Namun, jika teridentifikasi masalah spesifik pada ibu, melakukan perawatan mungkin dapat mengurangi risiko terjadinya keguguran.

MILA NOVITA | SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."