Pelaku Jastip: Paling Enak Cari Uang dengan Cara Begini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi belanja. shutterstock.com

Ilustrasi belanja. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Aisyah Putri tak mengira keisengannya mengobrol dengan seorang perempuan di acara Travel Fair Garuda Indonesia, tiga tahun lalu, menjadi salah satu penentu “nasibnya” hari ini. Waktu itu perempuan berusia 25 tahun ini sebetulnya sedang berburu tiket pesawat murah untuk jalan-jalan. Saat sedang antre, dia bertemu dengan seorang perempuan yang ternyata punya usaha “jual-beli”alias jastip (jasa titip) tiket murah. Perempuan yang ditemui Putri itu memang terbiasa berburu tiket murah untuk dijual lagi ke konsumen.

Obrolan itu membuka mata Putri bahwa acara penjualan tiket murah yang biasa digelar maskapai penerbangan atau biro wisata adalah peluang mengeruk keuntungan. Kala itu perempuan yang kini jadi teman akrabnya tersebut membagikan trik-trik mendapatkan tiket dan menjualnya kembali dengan harga menarik. “Yang disasar adalah orang-orang yang ingin jalan-jalan dengan tiket murah tapi malas antre di travel fair yang memang selalu ramai,” kata Putri.

Setelah mendapatkan tiket pesawat yang ia inginkan, Putri pun tertantang mempraktikkan ilmu itu. Keesokan harinya, Putri kembali ke acara itu dan berburu tiket-tiket murah. Dia pun langsung menjual tiket yang ia dapatkan ke pengunjung yang malas antre. Harga tiket yang dijual memang sedikit lebih mahal, tapi tetap di bawah harga tiket normal. “Orang-orang tetap mau beli, karena hitungannya tetap murah dan mereka tak perlu antre.”

Pengalaman mendapat keuntungan secara lebih mudah itu membuat Putri ketagihan. Kebetulan, di Ibu Kota, acara travel fair bisa diadakan 5-8 kali dalam setahun. “Modal gue cuma kuat antre supaya dapat urutan pembelian paling awal.” Memang salah satu kunci agar sukses mendapatkan tiket murah di acara semacam ini adalah antre sejak sebelum acara dimulai. Tak jarang Putri dan teman-temannya sesama penyedia jastip tiket menginap di lokasi acara sejak dinihari. Selain itu, dia harus bisa bersikap ramah kepada pengunjung lain untuk menawarkan tiket yang baru ia dapatkan.

Saking seringnya ia datang ke acara-acara itu, para tenaga penjualan biro perjalanan dan maskapai penerbangan pun mengenalnya. “Jadinya, saya sering mendapat informasi dan kuota antrean pembelian lebih awal.” Belakangan, Putri tak lagi beroperasi seperti “calo” tiket--membeli tiket lebih dulu, baru kemudian mencari pembeli. Karena sudah rutin membelikan tiket untuk orang lain, dia pun punya konsumen loyal. “Sekarang sistemnya orang pesan lewat saya, dengan harga jual yang sudah disepakati, barulah nanti saya yang datang ke acaranya untuk antre.”

Dari usaha jastip tiket semacam ini, Putri bisa memperoleh keuntungan ratusan ribu hingga Rp 1 juta per tiket. Pengunjung acara travel fair biasanya mendapat jatah membeli tiga tiket per hari. Jadi, kata Putri, dalam sehari ia bisa mendapat untung Rp 3 juta. Adapun acara bazar tiket murah bisa digelar selama tiga hari. “Dikalikan saja tiga.”

Keuntungan yang didapatkan Putri bukan hanya materi. Karena membeli tiket menggunakan kartu kredit, otomatis ia mendapat fasilitas tambahan, seperti diskon tambahan, poin kesetiaan maskapai penerbangan yang bisa ditukar dengan hadiah, dan aneka fasilitas lain. “Paling enak cari uang dengan cara begini,” kata perempuan yang juga punya aneka jenis jastip.

Jika sedang tak ada acara bazar tiket murah, Putri bersiasat dengan menjual barang-barang apa pun yang diminati konsumen. Aneka barang yang kerap ia “belikan” untuk para pemesannya adalah kosmetik, alat-alat kecantikan, pernak-pernik sehari-hari, makanan, sampai barang-barang yang berkaitan dengan artis-artis pop Korea (K-Pop).

Produk yang biasanya laku di-jastip-kan, kata Putri, adalah barang-barang yang sedang populer di Ibu Kota tapi belum dijual di kota lain. “Misalnya kosmetik dari toko Body Shop, atau perintilan dari Miniso.” Dia bisa menjual dan mengirim barang-barang itu ke kota-kota di seluruh Nusantara. “Konsumen loyal gue ada yang dari Aceh, Sulawesi, hampir seluruh Indonesia,” ujarnya.

Adapun barang-barang terkait dengan K-Pop yang laris ia jual biasanya berupa merchandise konser artis yang sedang datang ke Indonesia. Untuk ini, ia melakukan hal sama dengan jastip travel fair: datang ke suatu konser untuk antre membeli merchandise. “Sering kali gue dateng ke konser bukan untuk nonton artisnya, cuma untuk belanja barang-barang terkait artis K-Pop.” Salah satu konser yang akan didatangi Putri adalah NCT Dream, di Istora Senayan, Jakarta, 1 Maret mendatang. “Buat berburu pernak-perniknya aja, sudah banyak yang pesan.”

Putri mengungkapkan, dalam sebulan omzet yang ia peroleh dari aneka jastip yang dijalankannya bisa mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah. Karena itulah, Putri sejak tiga tahun lalu memberanikan diri keluar dari pekerjaannya di sebuah agensi untuk fokus menjalankan usaha ini. “Semuanya dimulai dari iseng-iseng saja.”

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."