4 Rupa Bubur Cap Tiger, Tinggal Pilih Toppingnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Bubur polos beras merah, bubur ayam, bubur ikan dori, dan berbagai menu ekstra di restoran Bubur Cap Tiger, Cikajang, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020. TEMPO/ Nita Dian

Bubur polos beras merah, bubur ayam, bubur ikan dori, dan berbagai menu ekstra di restoran Bubur Cap Tiger, Cikajang, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020. TEMPO/ Nita Dian

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Mencari tempat untuk makan bubur tidak sulit di Jakarta. Bubur Ayam Cap Tiger, salah satunya, bisa menjadi pilihan baru. Restoran ini berlokasi di kawasan Cikajang, Jakarta Selatan, tidak jauh dari Pasar Santa dan Blok M. Restoran buka pukul 17.00 hingga 01.00 dinihari. Andalannya bubur tradisional khas Cina.

Restoran Bubur Ayam Cap Tiger terletak di lantai dua pertokoan, persis di atas sebuah klinik kecantikan. Tangga menuju restoran berornamen khas Cina. Ada lukisan tradisional berupa macan dengan hiasan lampu berwarna merah. Area ini kerap menjadi tempat favorit pengunjung untuk berfoto. Mungkin ini menjadi salah satu daya tarik bagi orang untuk berkunjung.

Beberapa orang yang datang berkelompok harus masuk daftar tunggu karena meja besar tidak banyak. Namun, jangan khawatir, lalu-lalang pengunjung berlalu begitu cepat. "Semakin malam, biasanya kian ramai," kata Ardi, pelayan restoran, sambil memberikan selembar daftar menu kepada pengunjung.

Ada empat jenis bubur di Bubur Cap Tiger yang bisa dipilih, yakni bubur polos, bubur ayam, bubur ikan, dan bubur beras merah. Berbagai topping ekstra bisa dipesan secara terpisah. Ada telur pitan, usus ayam, sayur asin, cakwe, dan telur kecap bersama seperempat ekor ayam panggang.

Tak perlu waktu lama menunggu pesanan datang. Bubur ayam disajikan dengan irisan daging ayam, sedangkan bubur ikan menggunakan irisan ikan dori. Layaknya bubur khas Cina, rasa gurih langsung bisa Anda cecap pada suapan pertama, tanpa menambahkan kecap asin, sambal pedas, ataupun potongan cabai rawit lebih dulu. Wangi minyak wijen juga menambah aroma bubur.

Bubur polos beras merah di restoran Bubur Cap Tiger, Cikajang, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020. TEMPO/ Nita Dian

Bubur beras merah menjadi andalan restoran ini. Rasanya gurih dan jauh dari hambar, berpadu antara rasa pedas jahe, minyak wijen, daun bawang, dan potongan ayam kampung. Porsi bubur satu mangkuk terasa pas apabila menyantapnya berbarengan dengan menu pelengkap. Harganya bervariasi. Bubur polos dibanderol Rp 25 ribu, bubur ayam Rp 40 ribu, bubur ikan dori Rp 45 ribu, dan bubur merah polos Rp 30 ribu.

Sebagai menu pelengkap, telur pitan bisa menjadi pilihan. Telur pitan disajikan bersamaan dengan ayam potong, usus ayam, potongan sayur asin, dan irisan jahe. "Telur pitannya tidak terlalu amis karena jahenya," ujar Ardi. Benar saja, satu telur pitan yang kenyal, seharga Rp 22 ribu, dibelah menjadi empat, disajikan bersama irisan jahe. Uniknya, usus ayam diolah menyerupai kwiteau yang lembut dan gurih. Sedangkan ayam potong sudah disajikan tanpa tulang sehingga tidak perlu repot memakannya.

Sebagai hidangan penutup, pengunjung bisa mencicipi kwecang, yang disajikan hampir mirip dengan bakcang. Makanan ini terbuat dari beras ketan yang dipadatkan dan di dalamnya terasa daun pandan. Disajikan di dalam daun bambu, hidangan mungil ini tidak terlalu manis. Tepat sekali jika memakan santapan ini dengan mencelupkannya ke dalam gula merah cair. Hidangan penutup ini cukup dibayar Rp 10 ribu.

Setelah menyantap hidangan penutup, minuman jadul Soda Cap Badak khas Medan atau air kelapa hijau bisa membuat makan malam menjadi lebih segar.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."