Kurangi Bicara, Perbanyak Sentuhan untuk Meringankan Kesedihan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi ibu dan bayi. Shutterstock

Ilustrasi ibu dan bayi. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA. COM, JAKARTA - Siapa pun yang kehilangan orang tercinta tahu betapa berjuangnya bangkit dari kesedihan. Meski banyak orang di sekeliling yang menawarkan bantuan apa pun, sentuhan salah satu yang dibutuhkan.

Sebagai manusia, kita sangat membutuhkan sentuhan fisik maupun ucapan. Bunda Teresa pernah mengatakan bahwa lebih dari sekadar kemiskinan, kelaparan dan penderitaan fisik, kurangnya cinta bisa membuat orang "mati" setiap hari. 

Melansir laman Pathways, Kamis, 20 Februari 2020, kekuatan penyembuhan sentuhan didasarkan pada kebutuhan biologis. Dalam kesedihan, naluri sentuhan meningkat karena tengah merasakan kehilangan seseorang yang telah menyentuh kita baik secara fisik maupun emosional.

Menyentuh tidak hanya membantu menenangkan kegelisahan dan membuat si penerima merasa nyaman dan lega, tetapi juga memenuhi kebutuhan fisik aktual akan sentuhan. Hal itu penting bagi siapa pun yang sedang melalui kesedihan. Sentuhan meningkatkan kadar hormon oksitosin, yang menurunkan hormon stres. 

Pesan lain dari sentuhan adalah bentuk komunikasi yang kuat berupa kata-kata, seperti 'Aku mencintaimu, Aku di sini untukmu, Aku sering memikirkanmu, dan kamu akan baik-baik saja'.

Di sisi lain, pemberi sentuhan juga merasa berguna ketika mendukung orang-orang yang sedang kehilangan.  

Kekuatan sentuhan dimulai pada saat-saat pertama kehidupan. Faktanya, sentuhan adalah indera pertama yang berkembang pada bayi. Kondisi emosional, mental, dan fisik bayi yang baru lahir semuanya bergantung pada sentuhan lembut ibu mereka. 

Itulah sebabnya mengapa bayi ditempatkan di dada ibu mereka tepat setelah lahir. Bayi merasakan detak jantung dan mendapat manfaat dari pelukan lembut tangan orang tua mereka. Sentuhan seperti makanan bagi jiwa, melepaskan endorfin di otak yang membantu kita merasa lebih baik.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."