Berikut 6 Persiapan Mental yang Bakal Dihadapi Calon Pengantin

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pernikahan. (Pixabay.com)

Ilustrasi pernikahan. (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jika Anda tengah bersiap menikah, sederet persiapan dan proses perlu dihadapi. Bukan cuma mengurusi bagaimana cara menggelar acara resepsi yang berkesan dan tak terlupakan, calon pengantin juga perlu melakukan sejumlah persiapan mental.

Pernikahan yang solid membutuhkan tim yang juga kuat. Untuk mencapainya, Anda dan pasangan perlu melakukan sejumlah persiapan sebelum menikah. Berbagai perubahan akan menanti Anda setelah menikah, seperti gaya hidup, pola pikir, tugas, dan kewajiban. Memasuki masa transisi ini, dibutuhkan persiapan mental agar Anda dan pasangan tidak kaget saat hidup bersama nanti.

Berikut beberapa persiapan mental yang bakal dihadapi calon pengantin

1. Asah kemampuan berkomunikasi

Setiap rumah tangga pasti tidak akan terhindar dari konflik. Inilah mengapa Anda harus menguasai kemampuan berkomunikasi yang efektif. Belajarlah untuk mengungkapkan perasaan secara terbuka serta mendengarkan satu sama lain.

Saat terjadi kesalahpahaman, cobalah untuk menyelesaikannya dengan cara bertanya baik-baik ketimbang reaktif atau langsung marah.

2. Tingkatkan kualitas diri

Dalam sebuah pernikahan, suami dan istri adalah tim. Masing-masing harus berusaha menjaga kekompakan demi mewujudkan kehidupan rumah tangga yang selaras. Salah satu hal yang harus dibangun untuk menciptakan tim yang solid adalah saling berusaha untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

Tumbuhkan sifat-sifat positif dalam diri yang akan sangat berguna dalam kehidupan rumah tangga nanti. Kesabaran, persistensi, komitmen, kesetiaan, tanggung jawab, dan kejujuran merpakan beberapa di antaranya.

3. Ikut kursus pranikah

Di sejumlah negara, kursus pranikah telah menjadi hal yang lumrah dan merupakan bagian dari persiapan sebelum menikah. Sementara di Indonesia, pemerintah mewacanakan adanya pelatihan pranikah dan tes kesehatan bagi calon pengantin pada 2020 ini.

Tidak ada salahnya untuk mengikuti kelas pranikah bersama pasangan. Dalam program ini, Anda tak hanya belajar mengenali diri dan pasangan dengan lebih dalam, tetapi juga memahami pasang-surut yang kerap terjadi dalam rumah tangga serta solusinya.

4. Terbuka mengenai keuangan

Isu keuangan seringkali menjadi alasan utama dari perceraian. Karena itu, jangan anggap tabu persoalan finansial dan jadikan sebagai bagian dari persiapan sebelum menikah.

Sebelum menikah, diskusikan secara terbuka mengenai keadaan keuangan masing-masing. Misalnya, pendapatan rutin, aset, serta masalah keuangan yang tengah dihadapi. Bicarakan juga rencana terkait finansial di masa depan. Contohnya, investasi yang mungkin akan dilakukan, pengelolaan keuangan dalam rumah tangga, dan lainnya.

5. Bicarakan soal anak

“Kapan punya anak?” menjadi satu dari beragam pertanyaan yang tentunya akan diajukan oleh keluarga dan kerabat setelah Anda menikah. Terlepas dari adanya tekanan dari luar, Anda dan pasangan wajib membicarakan perihal anak sebelum menikah agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Bicarakan apakah Anda berdua ingin memiliki anak untuk meneruskan keturunan. Jika ya, kapan waktu yang kira-kira tepat? Berapa banyak anak yang ingin dimiliki? Bila ada masalah dengan kesuburan, apakah Anda dan pasangan bersedia untuk adopsi?

6. Tentukan batasan-batasan

Masing-masing individu memiliki sudut pandang dan keinginan yang berbeda-beda. Ada kalanya hal ini memantik pertengkaran yang tak perlu dalam rumah tangga. Untuk itu, buatlah batasan-batasan mengenai ruang pribadi sebelum menikah.

Sebagai contoh, putuskan apakah pasangan boleh tetap mengadakan kontak dengan mantan kekasih, berapa lama suami atau istri boleh berkumpul dengan teman-temannya, hingga berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk me time.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."