Intoleransi Makanan Beda dengan Alergi Makanan, Ini Penjelasannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi wanita menikmati makanan di restoran. Unsplash/Pablo Merchan

Ilustrasi wanita menikmati makanan di restoran. Unsplash/Pablo Merchan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tak semua bahan makanan bisa dikonsumsi oleh orang tertentu. Ada kalanya ketika seseorang menyantap suatu hidangan, maka tubuhnya langsung bereaksi. Misalnya gatal-gatal, nyeri sendi, muncul ruam, kembung, dan lainnya.

Sebagian orang menyebut kondisi itu dengan alergi makanan. Ada pula yang menyatakan intoleransi makanan. Sejatinya, intoleransi dengan alergi memiliki pengertian berbeda.

Mengutip laman Medical Daily, intoleransi makanan adalah kepekaan terhadap makanan tertentu yang menyebabkan kesulitan dalam mencernanya. Mekanisme saluran pencernaan berbeda-beda pada setiap orang, sesuai dengan kondisi metabolisme tubuhnya.

Sementara alergi makanan berkaitan dengan fungsi kekebalan tubuh. Kondisi alergi bisa terjadi walau orang tersebut hanya menyantap secuil makanan yang membuat kekebalan tubuhnya bereaksi. Reaksi ringan dari alergi makanan dapat diobati dengan obat antihistamin. Tapi akibat lebih lanjut dari alergi pada makanan tertentu membutuhkan pertolongan medis yang serius.

Berikut tiga kondisi yang bisa dikelompokan sebagai intoleransi makanan dan alergi makanan:

  • Intoleransi laktosa
    Hanya 35 persen orang di atas usia antara 7 sampai 8 tahun yang mampu mencerna laktosa. Seiring bertambahnya usia, usus kehilangan kemampuan untuk memproduksi enzim laktase yang cukup untuk mencerna protein laktosa dari susu.

    Kondisi ini mengarah pada akumulasi laktosa di saluran pencernaan yang memicu kembung, radang, dan diare. Bagi mereka yang intoleransi laktosa, sebaiknya hindari mengkonsumsi susu, yogurt, dan keju.

  • Intoleransi gluten
    Mereka yang mengalami intoleransi terhadap gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, akan merasa kembung, mual, sembelit, dan diare jika mengkonsumsi makanan berbahan ini. Gejala lainnya termasuk cemas, sakit kepala, bingung dan mati rasa. Orang yang intoleransi gluten harus menghindari makanan seperti roti, pasta, bir, kue, dan biskuit.

  • Penyakit celiac
    Kondisi autoimun ini dipicu konsumsi makanan yang mengandung gluten dan menyebabkan reaksi inflamasi di usus kecil. Sebanyak 1 dari 100 orang memiliki penyakit celiac. Ketika dialami dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini merusak lapisan usus kecil dan membuat usus berhenti menyerap nutrisi.
Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."