Selain Tidur, 2 Aktivitas Ini Tak Boleh Dilakukan Setelah Makan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi piyama atau pakaian tidur. shutterstock.com

Ilustrasi piyama atau pakaian tidur. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kebanyakan orang memperhatikan jenis makanan, seperti kandungan gizi seimbang untuk menjaga kesehatan. Ternyata, itu saja belum cukup. Selain jenis makanan, cara makan dan aktivitas Anda setelah makan pun ikut menentukan penyerapan gizi hingga mencegah datangnya penyakit.

Mungkin banyak kebiasaan usai makan yang sering Anda dengar, baik dari orang tua maupun teman. Beberapa di antaranya bisa saja benar, tetapi ada juga yang tidak tepat. Berikut adalah tiga kebiasaan yang sebaiknya tidak Anda lakukan setelah makan.

1. Tidur

Banyak orang yang makan larut malam, lalu pergi tidur setelahnya. Langsung tidur setelah makan dapat mengganggu proses pencernaan, salah satunya kemunculan penyakit GERD (gastoesophageal reflux disease).

GERD dapat terjadi ketika asam lambung naik ke tenggorokan ketika Anda berbaring ketika kondisi perut sedang kenyang atau penuh. Gejala GERD meliputi nyeri ulu hati (heartburn), sulit menelan, dan terasa seperti ada yang mengganjal di tenggorokan.

Pada penderita asma, serangan asma juga bisa memburuk saat malam hari ketika Anda mengalami GERD.

2. Minum teh

Minum teh setelah makan memang nikmat, tetapi dapat memberikan dampak kurang sehat. Alasannya adalah karena teh mengandung tanin dan polifenol (senyawa fenolik) yang dapat mengganggu penyerapan zat besi.

Akibatnya, terlalu sering mengonsumsi teh bisa meningkatkan risiko kekurangan zat besi dalam tubuh Anda.  

3. Olahraga berat

Langsung melakukan olahraga dengan intensitas berat sehabis makan juga sebaiknya dihindari. Kenapa?

Pasalnya, makanan masih berada dalam lambung dan belum sepenuhnya dicerna. Aktivitas fisik yang berat dapat memberikan tekanan pada lambung sehingga memicu muntah

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."