Sinar Matahari Bisa Obati Depresi? Simak Kata Pakar Naturopati

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi perempuan duduk di tepi kolam renang outdoor sembari berjemur di bawah sinar matahari. unsplash.com/Roberto Nickson

Ilustrasi perempuan duduk di tepi kolam renang outdoor sembari berjemur di bawah sinar matahari. unsplash.com/Roberto Nickson

IKLAN

CANTIKA.COM, JAKARTA - Tubuh kita memerlukan vitamin D yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, salah satunya tulang. Tapi sayangnya, paparan sinar matahari yang terbatas hingga gaya hidup bisa berkontribusi pada rendahnya kadar vitamin D di dalam tubuh. 

Menurut hasil studi yang dilansir dari laman Healthline, Selasa 21 Januari 2020, menunjukkan hubungan antara kekurangan vitamin D dan depresi. Para peneliti di balik meta-analisis 2013 mencatat bahwa peserta studi dengan depresi juga memiliki kadar vitamin D yang rendah. 

Analisis yang sama menemukan bahwa, secara statistik, orang dengan vitamin D rendah berisiko lebih besar mengalami depresi. Para peneliti percaya bahwa vitamin D penting untuk fungsi otak, kadar gizi yang tidak cukup juga ikut berperan dalam depresi dan penyakit mental lainnya. 

Penelitian di atas juga dibenarkan oleh Pakar Naturopati Joshua S. Lie, ND, BHSc (CompeMed) yang mengatakan jika untuk mengobati depresi bisa terbantu dari vitamin D yang didapat dari sinar matahari.

"Selama masih masuk kategori depresi, stres, dan tertekan, Anda bisa terapi dengan vitamin D, tapi kalau sudah masuk tahap mental awarness, seperti skizofrenia dan bipolar kita biasanya sarankan untuk ke psikiater," ucap Joshua di talkshow "Get to Know Your Body with Divine Dental Clinic", Jumat 17 Januari 2020.

Menurut Joshua banyak dari kita yang melupakan fungsi vitamin D yang bisa didapatkan dari matahari atau makanan. "Padahal vitamin D juga berfungsi memperbaiki mood kita sehari-hari, sehingga tidak mudah mood swing. Dan tentu saja mood sangat berkaitan dengan depresi," ucap Joshua.

Lalu, apa saja sumber vitamin D? Paparan sinar matahari adalah sumber utama vitamin D bagi kebanyakan orang. Jika Anda terlalu menghindari sinar matahari atau menggunakan terlalu banyak tabir surya, bisa menyebabkan kekurangan vitamin D.

Jumlah paparan sinar matahari yang Anda butuhkan tergantung pada iklim dan kondisi kulit masing-masing. Orang dengan kulit yang lebih terang cenderung menyerap vitamin D lebih cepat. Dibutuhkan 15 menit hingga 2 jam paparan matahari per hari untuk mencukupi kebutuhan vitamin D.

Sementara itu, melansir laman How to Stuff Works diungkapkan orang dengan kulit gelap durasi paparannya lebih lama dari kulit terang. Mengapa?

Ketika orang-orang dengan warna kulit lebih terang menghabiskan waktu di bawah sinar matahari, tubuh mereka menghasilkan melanin, pigmen yang memberi warna pada kulit dan menciptakan warna coklat. Melanin itulah yang berfungsi sebagai pertahanan alami terhadap sinar ultraviolet.

Orang-orang dengan kulit gelap, terutama yang berkulit coklat atau hitam, sudah memiliki konsentrasi melanin yang tinggi di kulit mereka. Jadi, perlu waktu lebih untuk memaksimalkan penyerapan vitamin D.

Perlu diingat, paparan sinar matahari yang baik pukul 07.00-09.00 pagi. Jangan pula memaksakan diri, jika kondisi iklim sangat panas ataupun kondisi tubuh Anda tidak fit.

Selain terpapar matahari, sejumlah makanan yang kaya vitamin D juga layak dikonsumsi. Di antaranya ikan salmon, ikan kembung, minyak hati ikan, dan lemak hewani. Produk makanan yang diperkaya vitamin D juga ada, contohnya jus jeruk dan sereal. 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."