7 Pemicu Suami Mengajukan Gugatan Cerai Menurut Psikolog

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi perceraian. Shutterstock

Ilustrasi perceraian. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap pasangan yang menikah tidak menginginkan ada kata cerai. Mereka mendambakan kehidupan keluarga yang bahagia hingga maut memisahkan. Namun kata cerai bisa muncul saat menghadapi masalah rumah tangga yang tidak menyenangkan. Pihak yang mengajukan bisa dari sang suami atau istri.

Melansir laman Huffington Post, kebanyakan pria menjalani fase menyelamatkan rumah tangga mereka. Namun jika kondisi memburuk dan pasangan tidak bisa bekerjasama maka tidak banyak yang bisa mereka lakukan.

Psikolog dari Detroit Michigan, Antonio Borrello mengatakan sebagian besar pernikahan bisa pulih dari periode komunikasi yang buruk dan juga konflik.

“Namun bagi banyak pasangan, periode ketidakbahagiaan tumbuh lebih lama, komunikasi menjadi lebih lemah dan perselisihan dan konflik menyebabkan kemarahan, kebencian dan apatis," ucap Borrello

Berikut alasan paling umum mengapa pria memilih meninggalkan pernikahan mereka seperti yang diungkap Borrello dan psikolog lainnya. 

1. Tidak merasa dihargai

Pria ingin merasakan dan mengekspresikan cinta yang mereka miliki untuk pasangan. Tetapi ketika seorang suami merasa kurang dihargai oleh seluruh keluarga, ia lebih cenderung menunjukkan kebencian daripada cinta, kata Alexandra H. Solomon, seorang Psikolog di Family Institute di Northwestern University.

“Selain berhubungan secara seksual dan emosional, salah satu syarat terbesar untuk menikah adalah mengakui bahwa hubungan Anda sepakat dengan banyak hal," kata Solomon. Pria dan wanita yang tidak menghargai dan merasa kecewa dengan kenyataan pernikahan mereka berisiko mengalami perceraian.

2. Berselisih dengan pasangan mereka dalam hal pengeluaran

"Banyak pria yang datang ke terapi pasangan sering tidak puas tentang keputusan keuangan pasangannya yang buruk, kata F. Diane Barth, seorang psikoterapis dan penulis blog Psychology Today, Off The Couch.

Hal itu terjadi karena suami adalah pencari nafkah yang lebih tinggi dalam rumah tangga. "Ketika saya mendengar hal-hal seperti, 'Pasangan saya menghabiskan semua uang yang kami hasilkan,' yang sering di bawah keluhan itu adalah perasaan bahwa pasangannya menganggapnya begitu saja," ungkap Diane.

3. Perselingkuhan

Ketika seorang pria meninggalkan pernikahannya karena perselingkuhan, hampir tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak keputusan yang dapat dihubungkan dengan perselingkuhan dan berapa banyak yang harus dikaitkan dengan faktor lain dalam hubungan.

"Tidak mungkin perselingkuhan terjadi dalam pernikahan yang sangat bahagia," ucap Borrello. 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."