4 Manfaat Makan Jamur bagi Penderita Diabetes, Kenyang Lebih Lama

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
ilustrasi jamur (pixabay.com)

ilustrasi jamur (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jamur lezat disantap cara memasak digoreng, kukus, rebus hingga oseng, tergantung selera Anda. Selain lezat sebagai makanan utama dan camilan, tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil tersebut memiliki sejumlah manfaat kesehatan, termasuk bagi penderita diabetes.

Selain rendah kalori, ada sejumlah hal positif lain di balik jamur. Berikut penjelasannya,
dilansir dari laman Healthline.

1. Rendah indeks glikemik

Indeks glikemik (GI) bisa menjadi parameter seberapa besar makanan berdampak pada kadar gula darah. GI jamur 10-15 dan inilah alasan sayuran ini tidak berkontribusi terhadap lonjakan kadar gula darah.

2. Vitamin B

Jamur menyediakan 23 persen dari kebutuhan harian vitamin B2 dan 16 persen vitamin B3. Vitamin B dibutuhkan untuk melawan demensia dan melambatnya fungsi kognitif, terutama bagi orang yang menggunakan metformin untuk mengobati diabetes. Jamur juga bisa melindungi wanita terhadap diabetes gestasional.

3. Polisakarida

Senyawa bioaktif yang ditemukan dalam jamur, salah satunya polisakarida, berkontribusi menurunkan gula darah. Senyawa ini juga memperbaiki resistensi insulin.

Serat larut beta glukan adalah jenis polisakarida tertentu yang membantu mengontrol gula darah, terutama setelah makan, dengan memperlambat pencernaan.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan tentang manfaat vitamin B dan polisakarida dalam mencegah diabetes.

4. Turunkan peradangan dan sumber serat

Jamur dapat membantu menurunkan tingkat peradangan yang salah satunya disebabkan diabetes. Selain itu, kandungan serat yang larut dan tidak larut dalam sayuran ini memberi orang rasa kenyang dan mengurangi nafsu makan menggila yang menjadi faktor kunci dalam mengendalikan diabetes.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."