Tips Ayu Kartika Dewi Wujudkan Cita-Cita, Buat Cantolan Mimpi

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Foto kolase Staf khusus Presiden Joko Widodo, Ayu Kartika Dewi. ANTARA/Wahyu Putro A

Foto kolase Staf khusus Presiden Joko Widodo, Ayu Kartika Dewi. ANTARA/Wahyu Putro A

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo, sepertinya bukan cita-cita awal Ayu Kartika Dewi. Seperti sebuah doa, ternyata ia pernah menyebut ingin berkantor di Istana Negara. Kisah itu diceritakan Ayu Kartika Dewi dalam akun instagramnya @ayukartikadewi. Salah satu hal yang digunakannya untuk mewujudkan cita-cita adalah cantolan mimpi.

Ia lupa siapa orang yang pernah mengajarkannya membuat cantolan mimpi. Namun Ayu percaya walaupun cantolan mimpi tidak secara langsung dapat membantu untuk meraih cita-cita, namun upaya itu bisa membantu untuk mengingatkannya pada berbagai mimpinya.

"Dan orang-orang di sekitar kita akan -secara sadar ataupun tidak- membantu kita menuju mimpi kita. Semesta mendukung," kata Ayu dalam keterangan foto yang diunggah pada Minggu, 12 Januari 2020.Presiden Joko Widodo alias Jokowi (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial ketika diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis, 21 November 2019. Dari kiri: Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia dan Aminuddin Ma'ruf. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Memasang cantolan mimpi ternyata tidak semudah menulis di kertas, dan menempelnya di dinding. Ayu mengaku mengalami beberapa tantangan. Salah satunya adalah karena memiliki cita-cita yang sangat tinggi. Belum lagi cita-cita itu diceritakannya pada orang lain.

“Karena kita bisa ditertawakan kalau mimpi kita terlalu tinggi dan kita bisa dihina kalau ternyata kita gagal,” tuturnya.

Namun, hal memasang cantolan mimpi tetap harus dilakukannya. Ayu yakin dengan bercerita tentang mimpi yang tinggi kepada orang lain, orang-orang di sekitar Anda pun dapat menolongnya. “Kita bisa jadi akan dapat masukan, dan yang paling menguatkan adalah bantuan,” ucapnya.

Tantangan lain yang dihadapi adalah rasa takut untuk memulai meraih mimpi tersebut. Ayu mengatakan bahwa ini memang harus dihadapi. “Kalau tidak menakutkan, artinya mimpinya kurang besar,” jelasnya.

Beberapa cantolan mimpi yang ternyata terwujud adalah bekerja menjadi staf khusus presiden. Pada tahun 2016, ia mengaku tidak sengaja mendapat undangan untuk ikut upacara 17 Agustus di Istana.

“Saya iseng mengunggah foto dengan keterangan ‘bekerja di sini sepertinya seru’ dan tahun 2019 jadi kenyataan,” kata Ayu yang secara berkala berdiskusi dengan Jokowi di Istana Negara ini.

Selain itu pada tahun 2010 silam, ia pernah menulis di sebuah pohon cita-cita yang dibuatnya bagi suatu sekolah di Maluku Utara. “Saya menulis ‘kuliah di Amerika’ dan tahun 2013, setelah gagal daftar sekolah atau beasiswa sekitar 10 kali, akhirnya saya berangkat ke Amerika,” pungkasnya.

Pada saat masih menempuh strata satu dan mengikuti pertukaran pelajaran di Singapura, Ayu juga pernah bermimpi untuk kembali ke sana. Bahkan, ia sampai menyimpan kartu transportasi di negara tersebut.

“Ternyata setelah lulus S1, saya diterima di P&G dan langsung diminta ikut pelatihan selama dua bulan di Singapura. Beberapa tahun kemudian, saya juga pindah kerja di Singapura selama tiga tahun,” kisahnya.

Dengan berbagai mimpi yang tercapai itu, Ayu pun mengatakan bahwa dirinya bukan mempercayai hal-hal berbau kesaktian. Namun melalui cantolan mimpi, cita-citanya pun bisa terwujud. “Karena ini mengingatkan kita bahwa ada cita-cita yang digantung di sana dan menguatkan kita jika harapan itu ada dan nyata,” tulisnya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | INSTAGRAM

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."