Tips Aman Melihat Gerhana Matahari Cincin, Lihat di Pantulan Air

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi

Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menatap langsung gerhana matahari cincin dan gerhana sebagian pada 26 Desember 2019 sangat berisiko merusak mata. Kerusakannya bisa berlaku sementara hingga permanen atau selamanya.

“Paparan sinar matahari itu bisa menimbulkan titik hitam pandangan pada kedua mata,” kata Grimaldi Ihsan, dokter spesialis mata di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung.

Efek masalahnya bisa terjadi langsung atau dalam hitungan jam. Sejauh ini kerusakan mata seperti itu belum ada obatnya. Sebagian pasien, katanya ada yang pulih kembali setelah satu hingga enam bulan. Pasien lainnya mengalami kerusakan mata permanen.

“Akibat seberapa lama durasi terpapar sinar mataharinya belum ada angkanya,” ujarnya saat ditemui Tempo, Selasa, 17 Desember 2019.

Saat mata terkena sinar matahari langsung, menurut Grimaldi, prinsipnya seperti loop atau kaca pembesar yang bisa membakar benda lain.

Pada mata, retina berfungsi memfokuskan penglihatan. Sinar matahari bisa memutuskan beberapa dari sepuluh lapisan di mata sehingga muncul titik hitam pada penglihatan orang.

“Lihat sinar matahari langsung boleh, tapi harus pakai kacamata khusus,” ujarnya. Kacamata hitam biasa tidak dianjurkan.

Saat puncak gerhana matahari total menurut Grimaldi, mata pengamat bisa aman melihat langsung tanpa alat optik khusus. Alasannya karena piringan matahari tertutup penuh oleh bulan hingga sebagian bumi menjadi gelap. Namun pada Gerhana Matahari Cincin Api nanti, pengamatan dengan mata telanjang berisiko merusak mata. “Karena masih ada sinar matahari.”

Cara aman pengamatan lainnya bagi pengguna kamera yaitu memakai filter lensa untuk menyaring sinar matahari. Itu pun jika pengamatannya menggunakan teleskop.

Melihat gerhana matahari lewat layar smartphone yang diarahkan ke matahari tidak dianjurkan. Alasannya kata Grimaldi masih ada peluang mata pengamat terpapar sinar matahari langsung.

Melihat gerhana dari pantulan air bisa jadi pilihan lain yang aman. Sinar matahari menurutnya ada yang terserap air. “Tergolong aman, belum ada kasus temuan bisa merusak mata dengan cara itu,” kata Grimaldi.

Meskipun begitu pengamat diminta tidak menatap terus atau berlama-lama menyaksikannya dari pantulan air. Adapun melihat gerhana matahari dari pantulan cermin atau spion kendaraan tergolong berbahaya karena alat itu memantulkan penuh sinar matahari ke mata.

ANWAR SISWADI (KONTRIBUTOR)

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."