Bahaya Melihat Gerhana Matahari Cincin dengan Mata Telanjang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi

Ilustrasi menyaksikan gerhana matahari. AP/Shizuo Kambayashi

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gerhana matahari cincin akan tampak di beberapa kota di Indonesia pada hari ini, Kamis, 26 Desember 2019. Anda tentu tak mau melewatkan momen langka ini, bahkan ada yang rela ke luar kota demi menyaksikan gerhana matahari lebih jelas. Namun, amankah menyaksikan gerhana matahari?

Ternyata gerhana matahari tidak bisa dilihat begitu saja dengan mata telanjang. Ada cara yang perlu diikuti agar mata Anda tetap bisa terlindungi dari kerusakan yang terjadi.

Bagi Anda yang berminat untuk melihat fenomena ini secara langsung, ada beberapa hal yang perlu disiapkan, salah satunya kacamata atau alat khusus untuk melihat gerhana. Sebab, melihat gerhana matahari tanpa alat perantara apa pun, bisa merusak mata kita. Mengapa bisa begitu?

Dokter spesialis mata Hisar Daniel mengatakan bahwa melihat gerhana matahari secara langsung, berisiko membuat mata Anda terkena kondisi yang dinamakan solar retinopathy.

“Solar retinopathy itu adalah kerusakan yang terjadi pada mata akibat radiasi sinar matahari” ungkapnya.

Dr. Hisar menambahkan, penglihatan orang yang terkena solar retinopathy, bisa kabur secara permanen. Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan munculnya titik buta atau bintik hitam di mata.

Karena itu, sebaiknya Anda tidak mengabaikan instruksi keamanan dalam melihat gerhana matahari. Meski matahari terlihat tertutup oleh bulan dan menjadi gelap, namun sinarnya tetap saja bisa merusak mata apabila dilihat secara langsung.

“Jika gerhana sedang terjadi, jangan melihatnya langsung, dan sebaiknya ikuti anjuran dari Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika atau BMKG saja, mengenai waktu yang aman untuk melihatnya” ujar Hisar.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."