Dokter: Naik Transportasi Umum Bisa Membakar 50-100 Kalori

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Suasana di dalam KRL Commuter Line tujuan Jakarta di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, 12 Juni 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis

Suasana di dalam KRL Commuter Line tujuan Jakarta di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, 12 Juni 2018. TEMPO/M Taufan Rengganis

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada beragam cara membakar kalori tanpa melibatkan peralatan olahraga. Salah satunya saat sedang berdiri di dalam kereta komuter atau bus, Anda sebenarnya pun sedang berolahraga, tanpa disadari. 

Selama ini Anda mungkin kesal ketika harus bepergian dengan kereta komuter maupun bus di jam-jam sibuk. Bukan hanya terhimpit dan merasa tidak nyaman, Anda pun harus mampu menjaga keseimbangan selama perjalanan, terlebih bila membawa ransel berat maupun jinjingan lain. Namun ternyata, aktivitas tersebut bisa membakar kalori.

Berdiri di dalam moda transportasi umum, termasuk kereta komuter dan bus, sebenarnya merupakan cara membakar kalori yang bisa Anda lakukan sehari-hari. Dokter spesialis kedokteran olahraga, Donny Kurniawan mengatakan sejumlah otot tubuh bekerja, saat kita berdiri di kereta atau bus.

Selama ini Anda mungkin hanya merasakan pegal-pegal ketika berdiri di dalam kereta. Padahal, otot-otot ini sebenarnya sedang bekerja Quadriceps, Hamstring, Gatrocnemius, Otot lengan dan Otot perut.

"Yang pasti otot tungkai bawah seperti quadriceps, hamstring, gastrocnemius, dan lain-lain," kata dr. Donny. Selain itu, apabila tangan kita berpegangan pada pegangan di kereta maupun bus, otot lengan pun akan bekerja.

Ketika cukup banyak goncangan terjadi selama perjalanan, tentu kita harus menjaga stabilitas tubuh. Dalam situasi ini otot perut pun ikut bekerja. Agar tidak cedera, dr. Donny mengingatkan agar Anda senantiasa memperkuat kuda-kuda ketika berdiri di dalam kereta maupun bus.

Caranya adalah dengan membuka kaki selebar bahu, serta memperkuat otot perut dan pinggang, demi menjaga stabilitas tubuh.

Jumlah kalori yang terbakar di transportasi umum

Selain membuat otot-otot tubuh bekerja, berdiri di kereta maupun bus, bisa membakar kalori. dr. Donny menjelaskan, pada dasarnya, jumlah kalori yang terbakar, dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk jenis kelamin, berat dan tinggi badan, serta usia.

Sedangkan untuk rata-rata kalori yang terbakar ketika kita berdiri di dalam bus maupun kereta selama 30 menit adalah sekitar 50-100 kkal. Perlu diingat, selain faktor-faktor di atas, ada beberapa hal yang memengaruhi jumlah kalori yang terbakar, yaitu intensitas dan durasi berdiri di kereta maupun bus, serta tingkat kebugaran. 

Anda memiliki banyak pilihan untuk menuju kereta di stasiun. Anda bisa menggunakan lift, eskalator, bahkan menaiki tangga. Begitu pula untuk mengakses bus yang akan Anda tumpangi.

dr. Donny merekomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik berupa non-exercise physical activity (NEPA) ketika Anda berada di stasiun atau halte. Sebab, hidup lebih aktif tentu lebih baik dibandingkan menjalani gaya hidup sedentary, yaitu kurang melakukan aktivitas fisik.

"Langkah awal yang paling mudah adalah mengukur jumlah langkah dalam sehari, setidaknya 7.000 langkah per hari," ujar dr. Donny. Anda dapat mengukur jumlah langkah dengan menggunakan smartwatch maupun alat pedometer.

Berjalan dan menaiki anak tangga di halte maupun stasiun, ternyata memiliki manfaat untuk kesehatan Anda. Aktivitas rutin, termasuk berjalan, ternyata bisa menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan stroke, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas atau kelebihan berat badan, depresi, serta beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan kanker usus besar.

Sebuah studi yang dilakukan beberapa tahun lalu membuktikan, jumlah langkah seseorang setiap harinya, dipengaruhi oleh profesi. Dalam penelitian tersebut, pekerja kantoran terbukti melakukan sekitar 7.500 langkah setiap hari.

Penelitian lainnya pun dilakukan pada 2017 dengan melibatkan para responden dari sepuluh negara, yaitu Hong Kong, Cina, Inggris, Jerman, Prancis, Australia, Kanada, Amerika Serikat, India, dan Indonesia. Hasilnya, jumlah rata-rata langkah responden dari Indonesia per hari, tercatat masih 3.513 langkah per hari. Angka tersebut menjadi yang terendah dari sepuluh negara. Peringkat pertama diduduki oleh responden dari Hong Kong, dengan jumlah rata-rata 6.880 langkah per hari.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."