Lima Wanita Peraih Ibu Ibukota Awards Berkat Aksi Humanisnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Lima perempuan meraih Ibu Ibukota Awards dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019. TEMPO/Eka Pramita

Lima perempuan meraih Ibu Ibukota Awards dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019. TEMPO/Eka Pramita

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dua hari sebelum Hari Ibu pada 22 Desember, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menganugerahi penghargaan Ibu Ibukota Awards kepada lima perempuan yang berkontribusi pada keharmonisan dan kehumanisan Ibu Kota Jakarta. Pemberian penghargaan berlangsung di Senayan City, Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019.

Ibu Ibukota Awards adalah ajang apresiasi bagi sosok perempuan penggerak yang selama ini bekerja dalam sunyi dengan melakukan #AksiHidupBaik. Rangkaian kegiatan ini berlangsung sejak Juni 2019, di antaranya Lomba Menulis dan Konten Kreatif Cerita Ibu Ibukota, Pameran Kerajinan Anak, hingga Pasar RAiA.

Menurut Fery Farhati, istri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menggagas Ibu Ibukota Awards, acara itu mengapresiasi sosok-sosok inspiratif yang memiliki dampak untuk lingkungannya.

"Jika kemarin mereka melakukan #AksiHidupBaik dalam sunyi, kini saatnya ibukota mengapresiasi," ujar Fery yang ditemui usai penganugerahaan lima perempuan terpilih.

Ibu Ibukota Awards ini merangkul banyak pihak untuk menyelami ratusan cerita dari berbagai penjuru Ibukota. Tim seleksi dengan beragam latar belakang mulai dari kepala dinas, profesional hingga pakar dilibatkan untuk menyerap cerita hingga terjun langsung ke lokasi gerak para nominasi.

Fery mengungkapkan harapannya, semoga Ibu Ibukota Awards menjadi langkah awal untuk menghadirkan sisi lain Jakarta yang humanis, harmonis, dan penuh harapan.

Penerima penghargaan ini adalah sebagai berikut. 

1. Hadiana (Bidang Pendidikan Orang Tua dan Anak Usia Dini)

Hadiana adalah seorang guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang lihai menyulap bahan bekas sebagai media pembelajaran. Selama tiga puluh tahun mengabdi, Hadiana terus belajar bagaimana mendorong dan melibatkan orang tua dalam proses belajar anak. "Orang tua yang membuat, guru yang menggunakan, murid yang menikmati pelajaran,” menjadi prinsip Hadiana.

2. Hartuti (Bidang Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga)

Hartuti mengajak ibu-ibu harus ikut bergerak dan jangan diam saja, sebab kesejahteraan keluarga terwujud karena hasil kerja bersama. Hartuti menjadi Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga di Pulau Sabira di Kepulauan Seribu dengan mengelola hasil laut yang melimpah jadi sumber ekonomi keluarga.

3. Margareta Sofyana (Bidang Kesehatan)

Margareta Sofyana adalah seorang kader paliatif Yayasan Kanker Indonesia Jakarta yang semangat membantu pasien. Bagi Margareta membantu orang lain itu tidak perlu kaya. Berikan apa yang kita punya. Kalau kita punya semangat, berikan semangat itu agar orang lain merasakan, tergerak dan merasa berharga.

4. Tati Leliana Purba (Bidang Pengembangan Kerajinan)

Tati Leliana Purba ialah seorang perajin yang sekaligus guru keterampilan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 6 Jakarta. Tati ingin anak didiknya mandiri dan produktif selepas lulus nanti. Orang harus membeli produk buatan anak didik saya karena karya tersebut memang berkualitas, bukan karena kasihan.

5. Sere Rohana Napitupulu (Bidang Pelestarian Lingkungan)

Tak muluk-muluk, Sere ingin merawat bumi ini demi masa depan anak dan cucu. Sere aktif menjadi Duta Urban Farming sekaligus penggerak pelestarian lingkungan di kompleks Bumi Malaka Asri, Jakarta Timur. 

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."