8 Hal yang Menurunkan Gairah Bercinta, Termasuk Lupa Foreplay

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bercinta dengan penuh gairah bisa menjadi kunci dalam keharmonisan pernikahan, kata penelitian. Sebab usia bercinta akan muncul suatu afterglow atau kepuasan pascabercinta yang berlangsung hingga dua hari. Menurut para ahli, afterglow dapat memberikan kepuasan dalam hubungan pernikahan.

Namun ada kalanya kegiatan bercinta tidak berkualitas, statusnya seperti api dalam sekam, jika Anda dan pasangan membiarkannya. Menurunnya gairah seks bisa dipicu oleh beberapa hal yang mungkin terlihat sepele, tapi berdampak besar kepada rendahnya gairah seks. Apa sajakah itu?

Berikut sejumlah hal yang terlihat sepele, namun dapat mengganggu kualitas hubungan seks Anda dan pasangan

1. Terlalu banyak mengkonsumsi garam

Garam memang dibutuhkan untuk kinerja tubuh. Walau begitu, mengkonsumsinya secara berlebihan juga dapat mengganggu kesehatan, termasuk kehidupan seks Anda. Konsumsi garam yang terlalu banyak, dapat memicu tekanan darah tinggi, yang berujung pada penurunan gairah seksual.

Anda disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan siap saji dalam kemasan, karena sering mengandung banyak garam. Sebagai alternatif, Anda bisa menambahkan rempah-rempah, jika membutuhkan penyedap makanan.

2. Tidak melakukan pemanasan sebelum bercinta (foreplay)

Pemanasan atau foreplay, sesaat sebelum bercinta, dapat meningkatkan kualitas bercinta Anda. Foreplay dapat merangsang respons fisik maupun psikologis, yang membuat bercinta lebih dapat dinikmati.

Dalam sebuah survei yang melibatkan 8.700 responden, wanita dan pria yang melakukan foreplay, dapat merasakan bercinta yang tahan lama.

3. Terlalu sibuk bekerja

Anda mungkin terlalu lelah untuk bercinta dengan pasangan, setelah seharian bekerja. Walau begitu, keintiman dalam hubungan pernikahan tetap menjadi prioritas, sesibuk apapun pekerjaan Anda.

Tipsnya, Anda bisa membuat jadwal bercinta dengan pasangan. Usahakan untuk berkomitmen dengan jadwal tersebut.

Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

4. Gaya bercinta yang monoton

Kehidupan bercinta yang monoton, bisa disebabkan oleh gaya seks yang tidak bervariasi. Anda boleh mencoba beberapa pilihan gaya bercinta lain, yang dikombinasikan dengan pijat. Anda juga bisa mencoba bercinta selain di rumah, seperti di hotel sembari staycation.

5. Tidak percaya diri

Rasa tidak percaya diri terhadap tubuh, dapat menyebabkan penurunan gairah seks. Pemicu ketidakpercayaan diri tersebut, bisa berupa citra tubuh negatif, dan pesan-pesan negatif yang Anda sampaikan pada diri sendiri.

Cobalah fokus pada hal-hal yang Anda suka dari tubuh Anda. Selain itu, habiskan waktu bersama orang-orang yang bisa melihat hal positif dari diri Anda, bukan dengan mereka yang gemar melakukan body shaming.

Apabila ketidakpercayaan diri semakin memburuk, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan psikolog atau konselor. Pada kasus yang lebih kompleks, berkonsultasi dengan psikiater akan membantu.

6. Kurang beristirahat

Kebiasaan begadang sehingga kurang tidur, dapat menurunkan gairah seks. Pastikan Anda selalu memenuhi jam tidur yang cukup untuk orang dewasa, yakni 6-8 jam setiap harinya.

7. Merokok

Kebiasaan merokok sama sekali tidak memberikan efek positif untuk tubuh Anda. Rokok dapat merusak paru-paru, jantung, hingga menghambat aliran darah. Terhambatnya alirah darah tersebut, dapat menimbulkan penurunan gairah seks akibat bahan kimia yang terkandung dalam rokok.

8. Konsumsi alkohol secara berlebihan

Satu gelas wine atau bir mungkin dapat membantu Anda lebih rileks, bahkan mungkin meningkatkan mood. Akan tetapi, konsumsi alkohol yang melebihi rekomendasi tersebut dapat mengganggu kehidupan seks.

Sebab lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi (lemah syahwat) sementara maupun permanen. Begitu juga dengan risiko ejakulasi dini dan gairah seks yang rendah.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."