Hobi Nonton Drama secara Maraton? Ini Plus Minusnya bagi Otak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi nonton streaming online. Unsplash.com/Becca Tapert

Ilustrasi nonton streaming online. Unsplash.com/Becca Tapert

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Drama Korea dan serial tv atau Netflix sering kali membuat kita nonton secara maraton. Duduk di sofa, dikelilingi makanan ringan, dan tak mau berhenti karena penasaran dengan kelanjutannya. Aktivitas ini menghibur, apalagi bagi Anda yang telah mengalami minggu berat di tempat kerja. Tapi, pernahkah bertanya, apa dampak aktivitas panjang ini pada tubuh Anda?

Kabar baiknya, para ahli mengatakan aktivitas itu bermanfaat karena dapat menciptakan perasaan nyaman di dunia yang bikin stres. "Faktanya, ketika pertunjukan terasa menenangkan, ada peningkatan neurokimiawi perasaan-baik seperti serotonin. Dan, ketika pertunjukan bersemangat dan lucu, kenaikan serotonin dapat dirasakan,” kata Carla Marie Manly, seorang psikolog klinis, seperti dikutip dari laman Bustle.

Carla menjelaskan, setelah menonton serangkaian serial komedi seperti Friends, kadang-kadang kita merasa semua masalah hilang dan seperti orang baru lagi. Hal itu semakin kuat ketika menontonnya bersama orang lain. Manfaat tambahannya adalah perasaan terhubung dengan orang lain yang menciptakan peningkatan neurokimia ikatan positif.

"Semua efek ini cenderung untuk memerangi dan mengurangi efek tidak sehat dari hormon stres kronis, seperti adrenalin dan kortisol," tambah ia.

Tapi tak semua positif. Negatifnya, kita cenderung malas bergerak saat menonton serial yang panjang. Kellie Zeigler, seorang praktisi psikologi positif terapan yang bersertifikat, mengatakan hal itu membuat kita merasa kaku atau lelah, duduk terlalu lama bisa berdampak buruk pada otak.

Kellie mengatakan, ketika duduk lama, ada sesuatu yang disebut faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF) yang meningkatkan fungsi neurotransmitter. Sebenarnya ini membantu sel-sel saraf tumbuh dan berfungsi sehingga otak kita dapat bekerja dengan baik untuk meningkatkan produksi serotonin.

Hormon serotonin berfungsi mengatur nafsu makan, suasana hati, dan tidur. Duduk selama lebih dari 20 menit pada suatu waktu dapat menurunkan produksi BDNF dan itu menurunkan produksi serotonin.

Jadi, sebaiknya kita bangun dan bergerak setiap setengah jam. "Anda mungkin sering mendengar saran agar bangkit dan bergerak lebih banyak, itulah sebabnya," ujar Zeigler.

"Ada dasar ilmiah mengapa banyak bergerak dapat meningkatkan kebahagiaan dan membantu melindungi kesehatan mental kita," tandas ia.

MILA NOVITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."