Cara Founder Pisang Goreng Madu Bu Nanik Agar Karyawannya Loyal

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Nanik Soelistiowati, founder Pisang Goreng Madu Bu Nanik saat ditemui di acara Paxel Ngopi #NgobrolUKM

Nanik Soelistiowati, founder Pisang Goreng Madu Bu Nanik saat ditemui di acara Paxel Ngopi #NgobrolUKM "Rahasia Sukses Pisang Goreng Madu Bu Nanik" di Cohive 101, Jakarta Selatan, Selasa 19 November 2019. TEMPO/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Nanik Soelistiowati founder atau pendiri Pisang Goreng Madu Bu Nanik tahu betul karyawan menjadi aset dan garda terdepan dalam laju bisnisnya. Selain menjaga konsistensi rasa pisang dengan resep istimewa yang hanya bisa dibuat oleh dia dan kedua anaknya, Nanik juga menjaga karyawan layaknya keluarga.

“Saya bina karyawan bukan sekadar karyawan. Saya sudah anggap mereka adik sendiri, anak sendiri yang baru-baru.  Karena yang ikut saya sejak 40 tahun itu umurnya beda tipis sama saya. Anaknya pun panggil saya mama,” tukas Nanik saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa 19 November 2019.

Lebih lanjut ia bercerita, “Kalau resep inti pisang kami pegang sendiri sampai sekarang. Karyawan tinggal campur air, tepung, dan lainnya.”

Menurut Nanik, setiap hari mulai pukul setengah empat pagi, ia sudah keliling outlet untuk mengecek persiapan pisang goreng dan makanan lainnya. Hingga saat ini, outlet Pisang Madu Bu Nanik hanya ada di daerah Tanjung Duren.

Meski ketat dalam soal resep dan pengecekan resep, Nanik mengungkapkan pentingnya mempercayai para karyawan. Tujuanya agar mereka bertanggung jawab dan optimal dalam bekerja.

“Dalam membina karyawan, saya berikan mereka kepercayaan, tapi tetap ada aturan. Mereka  harus mengerti sampai di mana batas-batas mereka,” ujar Nanik.

Ia pun tak segan memberikan apresiasi untuk loyalitas karyawan.  “Dan mereka yang sudah lama ikut saya, udah saya umrohin. Ada dua karyawan yang sudah diumrohin. Nanti ini menyusul satu atau dua tahun lagi, ada tiga karyawan yang akan umroh,” Nanik menjelaskan.

“Saya pikir mereka sudah ada tempat tinggal, punya segalanya, kalau saya beri uang bisa habis. Tapi kalau saya beri umroh itu kan iman. Bekal untuk di hari tua mereka. itu yang saya pikir lebih penting,” tandas Nanik.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."