Studi: Lingkungan Kerja yang Toxic Pengaruhi Karakter Ibu Bekerja

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi meeting atau rapat. shutterstock.com

Ilustrasi meeting atau rapat. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Lingkungan kerja yang toxic pastinya banyak diisi oleh rekan kerja ataupun bos yang suka menyusahkan dan merugikan orang lain. Mereka juga biasa dikenal dengan istilah toxic people. Sedikit banyak pengaruh lingkungan kerja yang toxic bisa berdampak ke diri kita, bila pertahanan atau tameng perlindungan kita sedikit mengendur. Salah satu pengaruh lingkungan toxic kepada ibu adalah menjadi ibu yang otoriter saat berada di rumah, menurut penelitian terbaru.

Mengutip laman Times of India, para peneliti Universitas Carleton di Kanada mempelajari cara bekerja mempengaruhi pola asuh ibu yang bekerja di luar rumah. Untuk mendapatkan kesimpulan komprehensif, para peneliti ikut bekerja di suatu perusahaan, kemudian diminta untuk berbagi pandangan tentang pasangan mereka di rumah.

Menurut hasil survei, ibu yang bekerja di lingkungan kerja sering menjadi orang tua yang otoriter. Lingkungan kerja yang kacau membuat para wanita merasa tidak efektif dalam bekerja. Alhasil, mereka mencari imbas untuk membuktikan keterampilannya lewat pengasuhan anak, jelas penulis penelitian.

"Kita sekarang tahu, berdasarkan banyak bukti empiris, bahwa hasil dari lingkungan kerja yang toxic berdampak sangat luas dan negatif. Misalnya rendahnya inisiatif dan performa kerja, tingkat stres yang bertambah hingga kurangnya atensi," kata Dr. Kathryne Dupre, penulis bersama penulis penelitian, yang dipresentasikan pada konvensi tahunan American Psychological Association.

Lingkungan toxic di tempat kerja meliputi serangkaian perilaku yang tidak sopan, mengabaikan kolega, membuat komentar yang merendahkan, tidak menghargai kerja keras orang lain hingga membuat rekan kerja merasa rendah diri.

Menurut para ahli, menghadapi ketidaksopanan seperti itu tidaklah mudah. Jika ini berasal dari seorang rekan kerja, Anda bisa bicarakan dengan atasan atau bagian sumber daya manusia. Jika memungkinkan, meminta ditempatkan di tim yang berbeda dapat menjadi salah satu solusi. Apa pun situasinya, jangan pernah biarkan lingkungan kerja mempengaruhi kesehatan mental Anda.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."