Ketua Dekranasda NTT Bagi Tips Merawat Kain Tenun yang Tepat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Seorang warga membuat tenun ikat khas Sumba di Desa Prailiu, Sumba Timur, 24 Juni 2017. Kerajinan kain tenun dengan pewarna alami tersebut banyak dikembangkan warga sebagai bisnis sampingan di bidang pariwisata. ANTARA/Nyoman Budhiana

Seorang warga membuat tenun ikat khas Sumba di Desa Prailiu, Sumba Timur, 24 Juni 2017. Kerajinan kain tenun dengan pewarna alami tersebut banyak dikembangkan warga sebagai bisnis sampingan di bidang pariwisata. ANTARA/Nyoman Budhiana

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tenun asal Nusa Tenggara Timur (NTT) salah satu wastra Nusantara yang terus bertambah penggemarnya lima tahun belakangan ini. Dengan corak yang mewah dan kaya makna, bahan kapas asli yang tergolong mahal hingga proses pembuatan yang tak singkat, tak heran jika banyak orang menyukai karya seni kain tersebut.

Jika Anda memiliki, bahkan mengoleksi tenun NTT, entah selendang atau baju, merawatnya agar tidak cepat rusak wajib dilakukan. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Timur, Julie Sutrisno Laiskodat, pun berbagi tips.

Pertama, ia menyarankan agar tenun NTT jarang dibersihkan dengan air. “Kalau bisa jangan dicuci, tapi hanya dianginkan,” kata Julie.

Jika benar-benar kotor atau terkena noda, barulah disarankan untuk dicuci. Namun, perlu diperhatikan agar tidak menggunakan deterjen sebab dapat merusak serat tenun.

“Deterjen bahan kimianya sangat keras. Dia bisa mempercepat warna untuk luntur juga,” ujar ia. Alternatif selain deterjen, penggunaan sampo lebih disarankan karena memiliki tekstur yang lembut.

“Jadi, warnanya tidak pudar karena setiap perajin beda-beda. Ada yang mereka buat cepat luntur, ada juga yang kuat. Lebih baik pakai yang lembut supaya pas luntur, tetap aman,” Julie menjelaskan.

Jika seseorang memiliki anggaran lebih, Julie pun menyarankan untuk menggunakan jasa cuci kering sebab mereka adalah jasa profesional yang ampuh melindungi tenun dari kerusakan.

“Paling bagus pakai dry clean. Tapi kalau ada budget ya. Kalau tidak, bisa diangin-anginkan atau dicuci pakai sampo saja,” pungkas Julie.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."