DKAI, Ajang Kreasi Anak SD se-Indonesia Lahirkan Generasi Solutif

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Kebersamaan 20 finalis Dancow Kreasi Anak Indonesia bersama guru, fasilitator, jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, serta manajemen Dancow di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa 5 November 2019. Tempo/Silvy Riana Putri

Kebersamaan 20 finalis Dancow Kreasi Anak Indonesia bersama guru, fasilitator, jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, serta manajemen Dancow di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa 5 November 2019. Tempo/Silvy Riana Putri

IKLAN

Lalu, apa saja karya yang dibuat murid-murid SD tersebut? Aneka ragam alat bantu yang inovatif dan solutif. Sebut saja gel anti nyamuk alami, vacumm cleaner dari botol bekas, belimbing wuluh sebagai pembersih lantai, alarm tanggap banjir, antena TV dari kaleng bekas hingga alat segel plastik sederhana.

Di antara ide kreatif tersebut, maka terpilihlah juara untuk keempat pilar tersebut setelah melalui seleksi wawancara oleh empat juri, yaitu perwakilan Dancow, perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dik Doank, dan Shahnaz Haque.

Untuk pilar nutrisi, SDN Cempaka Putih 03, Jakarta terpilih sebagai pemenang dengan ide menguji kandungan makanan berformalin dan boraks.

SD Dinoyo 03 Malang Juara 1 Pilar Seni dan Kreativitas Dancow Kreasi Anak Indonesia. Foto: Dok. Dancow

Sementara itu, di pilar seni dan kreativitas, SD Dinoyo 03 Malang menjadi juara berkat tema tari lampah (pilah sampah).

SDK Santa Clara, Surabaya pemenang Pilar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dancow Kreasi Anak Indonesia. Foto: Dok. Dancow

Kemudian, juara di pilar ilmu pengetahuan dan teknologi diraih oleh SDK Santa Clara, Surabaya, yang membuat plastik biodegradable ramah lingkungan.

Terakhir, di pilar lingkungan SDIT Al Hikmah Bintara, Bekasi menjadi pemenang dengan menciptakan robot pembersih daun di sekolah.

Saat ditemui guru pendamping SDIT Al Hikmah Bintara, Maskur mengungkapkan, “ini anak-anak melihat dari lingkungan sekolah. Dari sampah daun yang ada di sekolah dan butuh tenaga yang banyak, jadi mereka berkreasi. Bagaimana harus efisien membersihkan sampah. Jadi, ide berawal dari mereka.”

SDIT Al Hikmah Bintara, Bekasi Pemenang Pilar Lingkungan Dancow Kreasi Anak Indonesia. Foto: Dok. Dancow

Robot pembersih daun di sekolah itu membutuhkan waktu pembuatan selama tiga bulan. Mulai dari bahan, perakitan, dan pemograman. “Saat membuatnya, lima kali kami gagal. Soalnya jalan robot itu enggak bisa lurus. Kadang-kadang belum ditentuin belok, robot dah belok duluan. Salah di programnya, “ tutur Denivo Rasya Abiyyu.

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."