Penelitian: Perempuan Lebih Rentan Osteoporosis Dibanding Pria

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita melihat susu dan obat. shutterstock.com

Ilustrasi wanita melihat susu dan obat. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hari Osteoporosis Sedunia diperingati setiap 20 Oktober untuk menyadarkan masyarakat global tentang pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut. Osteoporosis merupakan kondisi menurunnya kepadatan tulang. Menurut penelitian, perempuan lebih sering mengalami osteoporosis dibandingkan pria. Menurut dokter yang juga medical advisor PT Bayer Indonesia, Suci Sutinah, osteoporosis masuk dalam kategori penyakit degeneratif yang risikonya makin tinggi seiring dengan bertambahnya usia.

Berdasarkan data, di Amerika Serikat, diperkirakan 80 persen penderita osteoporosis adalah perempuan. Alasannya, perempuan memiliki bentuk tulang yang lebih kecil dan tipis dibandingkan pria. 

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan perempuan lebih rentan osteoporosis. Menurut Suci, risiko penyakit ini meningkat karena usia, menopause, penurunan hormon estrogen yang bersifat melindungi tulang, dan berat badan tidak proporsional. 

Faktor risiko lainnya pada perempuan adalah kekurangan asupan kalsium, kebiasaan merokok, minum alkohol, minuman bersoda atau kopi, gangguan hormonal, dan riwayat melahirkan dan menyusui. 

"Tulang menjadi keropos kalau kekurangan mineral, salah satunya adalah kalsium. Kalsium dibutuhkan badan kita untuk berfungsi dengan baik. Kalau kurang, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang," ucap Suci di acara kampanye Cegah Osteoporosis Sejak Dini dengan Yoga di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Suci juga menyampaikan bahwa osteoporosis dapat dicegah sejak dini dengan gaya hidup sehat dan mengurangi asupan makan tidak sehat. Perbanyak makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D dan tidak lupa rutin berolahraga, salah satunya dengan gerakan yoga.

 

EKA WAHYU PRAMITA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."