Benarkah Bawang Berkhasiat Menurunkan Risiko Kanker Payudara?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi bawang merah. shutterstock.com

Ilustrasi bawang merah. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bawang merah ataupun bawang putih tak hanya sebagai bumbu masakan, tapi juga memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Salah satunya bisa menurunkan risiko kanker payudara pada perempuan, menurut studi terbaru di Amerika Serikat.

Seperti dilansir dari laman Medical Daily, untuk sampai pada hasil itu para peneliti menganalisis manfaat bawang merah dan bawang putih yang digunakan dalam sofrito, makanan pokok di Puerto Rico. Banyak wanita di pulau Karibia menambahkan bawang ke guisos atau semur dan hidangan berbahan dasar kacang dan beras.

"Puerto Rico memiliki tingkat kanker payudara yang lebih rendah dibandingkan dengan daratan A merika, yang membuatnya menjadi populasi penting untuk dipelajari," ujar Gauri Desai, penulis studi utama dan mahasiswa PhD epidemiologi di Universitas Buffalo di Amerika Serikat.

Ilustrasi bawang putih. shutterstock.com

Para peneliti mengumpulkan lebih dari 600 wanita yang terdaftar dalam Atabey Study of Breast Cancer. Mereka kemudian menganalisis pola makan dan kesehatan para partisipan pada 2008-2014 untuk melihat bagaimana kanker payudara berkembang. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrition and Cancer itu menunjukkan para wanita yang makan sofrito lebih dari sekali sehari memiliki risiko 67 persen lebih rendah terkena kanker payudara dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi makanan itu.

"Kami menemukan di antara wanita Puerto Rico yang konsumsi bawang merah dan bawang putih, serta sofrito, dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara," tutur Desai.

Para peneliti mengatakan bawang merah dan bawang putih mengandung senyawa flavonol dan organosulfur yang berpotensi membantu penurunan risiko kanker. Bawang merah mengandung alk(en)yl sistein sulfoksida, sedangkan bawang putih menawarkan sallylcysteine, dialil sulfida dan dialil disulfida.

"Senyawa ini menunjukkan sifat antikanker pada manusia serta dalam penelitian pada hewan percobaan," menurut Lina Mu, penulis penelitian senior dan seorang profesor epidemiologi dan kesehatan lingkungan di UB.

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."