Cara Atasi Kerusakan Rambut Akibat Polusi Udara

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita memegang rambutnya. shutterstock.com

Ilustrasi wanita memegang rambutnya. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ancaman polusi udara tidak hanya menyerang kesehatan paru-paru, kulit, wajah, tetapi juga bisa merusak rambut. Tampilan rambut sehat dan kuat bisa dirusak oleh kandungan tertentu yang dibawa polusi udara.

Para peneliti di 'Oreal, seperti yang dilaporkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, menemukan bahwa hal-hal yang disebut hidrokarbon aromatik polycyclic foto-toksik (PAH) di udara menurunkan kesehatan rambut Anda seiring meningkatnya paparan polusi udara. Para peneliti mengambil gambar di bawah mikroskop dari 200 serat rambut perempuan asal Baoding dan Dialian, Cina, memeriksa kutikula, dan jaringan korteks. "Mereka menemukan peningkatan degradasi struktural serat rambut dari waktu ke waktu yang disebabkan peningkatan konsentrasi PAH," tulis laporan penelitian itu seperti dikutip dari laman Well and Good.

"Polusi udara telah lama terbukti merusak kulit, contohnya menyebabkan kerusakan radikal bebas yang mengarah pada penuaan dini dan timbul bintik-bintik gelap di wajah," kata Joshua Zeichner, MD, seorang dokter kulit yang berbasis di New York, Amerika Serikat. "Molekul-molekul ini telah terbukti menyebabkan kerusakan struktural pada poros rambut, mengganggu lapisan luar rambut sehingga rentan kerusakan dan kerapuhan."

Namun, jangan khawatir, Anda dapat melindungi helai rambut yang rusak karena polusi udara dengan cara yang sama saat memproteksi kulit, yaitu antioksidan.

Dr. Zeichner menyarankan penggunaan sampo kaya antioksidan yang berfungsi sebagai garis pertahanan pertama. "Coba juga terapkan produk kondisioner untuk melindungi batang rambut dan tameng pelindung tambahan saat terpapar polusi udara,” tandasnya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."