Ketahui 3 Tanda Anda Siap Menikah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pasangan. Unsplash.com/Ben White

Ilustrasi pasangan. Unsplash.com/Ben White

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menikah adalah komitmen dua manusia untuk saling mengisi segala aspek kehidupan hingga akhir hayat. Akan tetapi, bagi sebagian orang memutuskan menikah tidak semudah yang lain. Ada berbagai kesiapan secara fisik dan psikis yang dipertimbangkan untuk yakin menuju pernikahan. Untuk menyakinkan hal tersebut, co-founder Parent Talk dan podcast #CurhatBaBu, Ario Pratomo memberikan tiga tanda Anda siap menikah dalam acara Wealth Wisdom 2019 beberapa waktu lalu.

1. Siap selesaikan masalah bersama pasangan 
Menyelesaikan masalah bersama pasangan tidak mudah bagi sebagian orang. Ario membagi masalah itu menjadi dua, yaitu masalah teknis dan prinsip. Apabila pasangan bisa menghadapi masalah teknis, pernikahan pun tetap bisa dilakukan. Sebaliknya, tidak demikian bagi mereka dengan masalah prinsip.

Masalah teknis itu seperti masalah perbedaan pendapat. Menyelesaikan masalah teknis bisa menjadi satu bentuk latihan untuk lebih mengenal satu sama lain. "Jadi kalau dihadapkan dengan masalah teknis seperti itu dan bisa melewatinya, tanda Anda dan pasangan siap menikah," kata Ario.

Menyelesaikan masalah prinsip beda lagi. Salah satu contohnya adalah menyelesaikan perbedaan prinsip seperti masalah agama antar pasangan. Menyelesaikan masalah seperti ini kerap tidak ada jalan keluarnya. "Kalau masalah ini tidak bisa diselesaikan pasangan, maka pasangan tidak bisa dipaksa untuk menikah,” ucapnya.

2. Faktor kedewasaan
Faktor kedewasaan bisa menjadi salah satu kesiapan seseorang sebelum menikah. Ario mengatakan kedewasaan tidak bisa dilihat hanya dari umur saja. "Apabila seseorang bisa mengontrol emosi, mengerti pasangannya dan selalu sabar, ia pun dikatakan siap menikah," papar Ario.

3. Puas dengan diri sendiri
Ario mengatakan orang yang sudah puas dengan diri sendiri artinya dia sudah siap melangkah ke jenjang pernikahan. Ia mencontohkan puas dengan diri sendiri bisa saja sudah puas main bersama teman-teman. Sudah puas jalan-jalan bersama geng ke luar negeri.

Menurutnya, ketika sudah menikah, kita tidak bisa lagi hanya memikirkan kepuasan diri sendiri atau masing-masing orang, namun harus memikirkan kepuasan kedua belah pihak. "Setelah menikah pasti beda. Menikah tidak lagi berhubungan dengan satu individu, namun dua, sehingga harus bisa meredam keinginan masing-masing," tandasnya.

 

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | MITRA TARIGAN

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."