Beauty Vlogger Punya Syarat Khusus untuk Review Produk

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi foundation dan kuas makeup. Pixabay.com

Ilustrasi foundation dan kuas makeup. Pixabay.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Profesi beauty vlogger semakin dilirik kalangan perempuan masa kini. Selain asyik mengutak-atik beragam kosmetik atau produk perawatan kulit teranyar, profesi ini juga menjanjikan dari segi pendapatan. Sejumlah merek kecantikan pun banyak menebar investasi pada review beauty vlogger di media sosial, selain iklan dan duta merek.

Agar produk makeup atau perawatan bisa direview oleh beauty vlogger memiliki sejumlah kriteria khusus. Salah satu beauty vlogger Harfrida Vindy Agustie membagikan kriterianya belum lama ini. Pemilik saluran YouTube bernama Ini Vindy sudah memiliki lebih dari 1,7 juta pelanggan atau subscriber di YouTube. Akun Instagram @inivindy pun sudah diikuti 369 ribu pengikut. Sebagai beauty vlogger di platform digital, Vindy memberi ulasan mengenai aneka produk tata rias di salurannya itu.

Baginya, membicarakan produk tata rias tak hanya mengatakan kepada penonton bahwa produk tersebut bagus, tapi juga menjelaskan hal apa yang membuat produk itu bagus dan memiliki kandungan apa. "Itu harus dijelaskan secara gamblang," katanya kepada Tempo.co melalui WhatsApp beberapa waktu lalu.

Beauty vlogger Harfrida Vindy Agustie. (Instagram@inivindy)

Perempuan 34 tahun ini mulai menjadi beauty vlogger sejak 2012 melalui medium blog. Ia kemudian beralih ke medium audio visual di YouTube sejak 2014. Awalnya, ia membuat saluran YouTube sebagai persyaratan mengikuti lomba blog. Video pertama yang diproduksinya mengenai tutorial hijab.

Sejak 2014, perempuan asal Malang ini membuat sejumlah konten seorang diri. Kini, dalam satu setengah tahun terakhir, ia sudah mempekerjakan seorang editor video untuk membantunya. Salah satu konten yang menjadi kreasinya adalah ulasan produk tata rias. Ia beralasan setiap hari memakai satu produk tata rias, sehingga ia ingin membagikan informasi mengenai produk itu, dan bagaimana produk itu cocok untuk wajahnya.

Vindy menjelaskan, ia memiliki batasan ketika membedah suatu produk. Misalnya, bila klien memintanya mengulas produk mereka, ia akan meminta waktu untuk mencoba produk itu dan, jika tidak cocok, akan dikembalikannya kepada klien tersebut.

Ia juga akan menolak produk yang belum bersertifikasi BPOM. Produk seperti pelangsing, pemutih, dan peninggi sudah pasti ia tampik. "Saya tak mau menerima semua yang terkesan palsu," tuturnya.

DIKO OKTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."