Rambut Rontok Dipengaruhi Faktor Genetik, Simak Sebab Lainnya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi rambut rontok. Blic.rs

Ilustrasi rambut rontok. Blic.rs

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Rambut rontok sering dianggap masalah sepele bahkan sampai mengakibatkan kebotakan. Kerontokan rambut atau alopecia termasuk hal yang wajar. Normalnya, orang akan mengalami rambut rontok sebanyak 50 hingga 100 helai per hari. Jumlah ini sangat sedikit juga dibandingkan dengan 100 ribu helai rambut yang ada di kulit kepala. Rambut baru pun bisa bermunculan dan menggantikan helai-helai yang gugur.

Kerontokan rambut bisa berakhir pada komplikasi permanen pada sebagian orang, yaitu berupa kebotakan. Salah satu cara mudah mengetahui bahwa Anda mengalami kerontokan rambut di luar kewajaran ialah jika ada terlalu banyak helai yang gugur saat Anda menyisir. Rambut juga akan menjadi lebih tipis atau tampak area-area kulit kepala yang tidak ditumbuhi rambut atau botak.

Untuk mengatasi rambut rontok, perlu diketahui penyebabnya terlebih dulu. Dengan ini, penanganan pun bisa diperoleh dengan tepat. Faktor genetik memainkan peranan penting sebagai pemicu di balik rambut rontok pada pria maupun wanita. Dengan kata lain, rambut Anda berisiko menipis, rontok, hingga botak jika memiliki orangtua atau saudara kandung yang juga pernah mengalami masalah yang sama.

Rambut rontok yang dipengaruhi tersebut biasanya mulai terjadi pada usia 30 atau 40-an. Bahkan, tidak jarang kondisi menuju kebotakan ini berawal sejak masa pubertas jika hormon Anda ‘membangunkan’ risiko kebotakan genetik tersebut. Selain faktor genetik, penyebab rambut rontok lainnya bisa berupa kondisi-kondisi di bawah ini:

1. Perubahan hormon
Misalnya contohnya kehamilan, pascamelahirkan, penggunaan alat kontrasepsi tertentu, hingga menopause. Selain itu, hormon testosterone juga dikatakan sebagai penyebab dari kebotakan pada pria.

2. Masalah kesehatan.
Berbagai penyakit bisa memicu kerontokan rambut, misalnya gangguan kelenjar tiroid, alopecia areata (kondisi autoimun yang menyerang folikel rambut), sampai infeksi di kulit kepala. Beberapa masalah kesehatan, seperti lichen planus dan sejumlah tipe lupus, juga dapat menyebabkan kebotakan permanen.

3. Perawatan atau pengobatan medis.
Pasien yang tengah menjalani penanganan untuk penyakit kanker, tekanan darah tinggi, artritis, depresi, dan penyakit jantung juga bisa mengalami kerontokan rambut sebagai efek sampingnya.

4. Syok atau perubahan fisik yang drastis
Misalnya penurunan berat badan yang ekstrem maupun demam tinggi.

5. Gangguan mental
Misalnya seperti trichotillomania (kelainan mental yang membuat penderita suka menarik rambutnya sendiri).

6. Gaya hidup
Contohnya sering gonta-ganti gaya rambut (seperti, mewarnai atau mengeriting rambut), menguncir terlalu kencang, serta menerapkan pola makan rendah protein, zat besi, maupun nutrisi lainnya.

Pada beberapa penyebab rambut rontok, kondisi kerontokan mungkin bisa dihentikan ketika pemicunya tidak lagi dilakukan atau telah ditangani. Sebagai contoh, rambut rontok pada pengidap kanker yang menjalani kemoterapi, bisa saja berhenti dengan sendirinya ketika kemoterapi telah selesai. Meski begitu, penyebab-penyebab rambut rontok lainnya mungkin saja tidak dapat dihindari. Sebagai akibatnya, kebotakan pun kemudian terjadi.

Kerontokan rambut bisa dicegah. Namun tindakan pencegahan tiap individu bisa berbeda-beda, tergantung penyebab rambut rontok itu sendiri. Kerontokan yang disebabkan oleh faktor usia atau hormon biasanya akan sangat sulit untuk dicegah.

Sementara itu, kerontokan rambut pada umumnya bisa diperlambat dengan mengonsumsi nutrisi yang tepat. Misalnya, mencukupi kebutuhan zat besi dan vitamin B. Cepat dalam mengobati berbagai masalah kesehatan, semisal penyakit tiroid, juga bisa menjadi langkah preventif sebelum kebotakan melanda Anda.

Anda juga disarankan untuk tidak terlalu sering mewarnai rambut maupun melakukan tindakan styling rambut lainnya. Contohnya, bonding dan mengeriting rambut. Pilih juga sampo yang cocok dengan kulit kepala Anda. Terakhir, jangan menyisir rambut terlalu kasar. Hal ini mungkin tampak sepele, tapi dapat membuat rambut gampang rontok. Bila ingin menyisir rambut basah setelah keramas, gunakan sisir bergigi jarang agar akar rambut tidak tertarik.

SEHATQ

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."