Jastip Kosmetik, Bukti Stigma Negatif Masih Ada di Produk Lokal

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rini Kustiani

google-image
Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky

Ilustrasi belanja kosmetik. Boldsky

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Industri kosmetik lokal kian berkembang. Salah satu tandanya adalah dengan munculnya berbagai merek makeup buatan dalam negeri yang memiliki ceruk pasar dan segmentasi sendiri.

Hanya saja, produk kosmetik lokal masih belum sepenuhnya dipercaya oleh masyarakat dan lekat dengan stifma negatif. Salah seorang pendiri label kosmetik dalam negeri, Rollover Reaction, Dinar Amanda, mengatakan ingin membawa perubahan di industri kecantikan Indonesia dengan membawa produk berkualitas sampai tingkat internasional.

"Stigma masyarakat dan tidak percaya dengan produk lokal itu membuat mereka menggunakan jasa titip atau jastip demi mendapatkan produk impor," kata Dinar Amanda saat Konferensi pers Jakarta X Beauty 2019 di Senayan City, Jakarta Pusat, Jumat 26 Juli 2019. Menurut dia, butuh upaya yang lebih keras untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap kosmetik lokal.

Selain dari sisi produsen kosmetik yang tak boleh berhenti mengembangkan produknya, menurut Dinar, pengusaha juga membutuhkan bantuan dari media, pemerintah, dan masyarakat agar dapat tetap eksis di dalam negeri, bahkan sampai mancanegara.

Co-founder Rollover Reaction, Dinar Amanda; CEO Female Daily Network, Hanifa Ambadar; COO Female Daily Network, Novita Imelda; dan CEO of Harlette Beauty, Valencia Nathania saat Konferensi pers Jakarta X Beauty 2019 di Senayan City, Jakarta Pusat, Jumat 26 Juli 2019. TEMPO | Astari P Sarosa

Produsen kosmetik lokal lainnya, CEO Harlette Beauty, Valencia Nathania mengatakan penilaian masyarakat bisa menjadi pembelajaran untuk membuat makeup yang lebih baik. "Stigma terhadap produk kecantikan dalam negeri itu pasti ada. Tapi, itu bisa menjadi acuan bagi merek agar lebih berkembang lagi," kata dia.

Tentunya bila semakin banyak masyarakat menggunakan dan mempromosikan produk lokal, maka stigma tadi akan berubah menjadi positif dan produk lokal bisa berkembang lebih cepat. Dengan begitu, semakin banyak wanita Indonesia memilih menggunakan produk dalam negeri.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."