Ada Film Lion King, Bolehkah Anak Balita Nonton Bioskop?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
James Earl Jones dan JD McCrary dalam The Lion King (2019)

James Earl Jones dan JD McCrary dalam The Lion King (2019)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Akhir-akhir ini banyak sekali film bioskop yang sangat cocok untuk keluarga. Salah satu di antaranya adalah film The Lion King. Film dengan karakter singa penguasa hutan, Simba, tentunya bisa menjadi salah satu daya tarik masyarakat untuk mengajak anak-anak menonton di bioskop. Tidak jarang pula orang tua mengajak balita untuk menonton film itu.

Telinga balita, seperti halnya orang dewasa, mampu mentolerir suara dari film yang diputar, saat nonton bioskop. Namun ternyata, mengajak anak nonton bioskop pun, mendatangkan berbagai reaksi. Tak sedikit orang yang mempertanyakan dampak nonton bioskop bagi pendengaran balita. Berikut ini petikan wawancara SehatQ dengan dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan Natasha Supartono.

Pada prinsipnya, kemampuan telinga balita untuk mendengar bunyi, serupa dengan orang dewasa. “Sehingga, batasan intensitas bunyi yang dapat ditolerir juga serupa,” kata Natasha. Ia mengungkapkan, batasan intensitas bunyi yang dianggap aman adalah 85 desibel. Setiap bioskop pun sudah direkomendasikan untuk menyesuaikan sistem audionya, agar tidak melebihi batas tersebut.

Beberapa film memang memiliki intensitas bunyi yang melebihi batas tersebut, terutama untuk sejumlah adegan, dalam beberapa saat. Namun secara umum menurut Natasha, sebenarnya aman untuk membawa balita nonton bioskop. Tentunya, orang tua harus memilihkan film yang sesuai dengan usia anak.

Selain itu, ada faktor lain yang harus dipertimbangkan orangtua. Misalnya, suasana studio bioskop yang gelap, dan adegan mengagetkan, yang bisa membuat balita takut hingga menangis, maupun tidak nyaman. Oleh karena itu, orangtua harus bisa mengantisipasi respons anak balita saat diajak nonton bioskop.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."