3 Gaya Hidup yang Bisa Memicu Keringat Berlebih

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi berkeringat. Shutterstock.com

Ilustrasi berkeringat. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Gaya hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan hiperhidrosis, kondisi di mana seseorang berkeringat secara berlebihan. Masalah keringat berlebih umumnya terjadi akibat perubahan gaya hidup, seperti mengonsumsi makanan cepat saji, minuman berkafein, obat-obatan, dan kondisi emosional seperti stres dan rasa khawatir. 

Dermatolog Melyawati Hermawan melihat dampak negatif dari hiperhidrosis untuk aktivitas sehari-hari. “Dampak dari hiperhidrosis cukup luar biasa, secara fisik tidak nyaman, mengganggu pekerjaan dan mengganggu hubungan dengan orang lain,” jelasnya.

Berikut penjelasannya mengenai tiga gaya hidup yang perlu dihindari karena bisa memicu keringat berlebihan.

#Kafein
Mengonsumsi kafein terlalu banyak dapat menyebabkan seseorang berkeringat berlebih. Saat mengonsumsi kafein terlalu banyak, denyut jantung akan berdetak lebih cepat.

“Itu membuat situasi seperti orang sedang lari-lari,” tutur Melyawati. Ketika minum kopi atau kafein lain, metabolisme meningkat. Hal tersebut memicu hiperhidrosis. 

#Kerja berlebihan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Organisation for Economic Co-Operation and Development, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jam kerja lebih dari 12 jam per hari. Beban pekerjaan yang menumpuk dapat memicu masalah keringat berlebih pada tubuh. Menurut Melyawati, hal tersebut disebabkan orang yang bekerja berlebihan sering merasa cemas dan khawatir, membuatnya berkeringat berlebihan. 

#Alkohol dan rokok
Gaya hidup tidak sehat yang bisa memicu keringat berlebihan adalah alkohol dan rokok. “Rokok dapat merangsang peningkatan denyut jantung dan pelebaran pembuluh darah. Sedangkan alkohol, kalau habis minum itu bisa membuat wajah menjadi panas dan memicu keringat berlebihan,” lanjut Melyawati. 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."