Busana Tie-Dye Bakal Jadi Tren Mode Musim Panas 2019

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Busana dengan motif tie-dye diprediksi akan menjadi tren untuk musim panas 2019. Motif tie-dye identik dengan gerakan budaya pada era 1960-an, di mana orang-orang menjunjung tinggi musik rock yang bebas, revolusi seksual, dan bohemianisme.

Beberapa bulan terakhir, tie-dye telah menjadi inspirasi pada berbagai acara pekan mode dan toko-toko jalanan. Kini, motif tersebut pun akan menjadi tren terpanas untuk musim panas.

Menurut artikel Independent, istilah tie-dye menjadi kata kunci yang paling banyak muncul dalam platform pencarian mode global, Lyst. Berdasarkan laporan triwulan Lyst, kenaikan untuk kata tie-dye mencapai 154 persen pada 2019.

Gaya Gigi Hadid saat menghadiri Festival Musik Coachella di di Indio, California, AS, Ahad, 14 April 2019. Kakak Bella Hadid ini tampil mengenakan crop top berupa kamisol yang dilapisi dengan luaran rompi beraksen tie-dye. instagram.com/gigihadid

Busana yang paling menonjol datang dari label Skandinavia, Ganni, yang mengeluarkan denim dua potong. Busana ini dikenakan oleh Gigi Hadid saat festival Coachella 2019.

Label busana Proenza Schouler juga mengeluarkan atasan turtleneck dengan warna elektrik. Sementara Prada membuat kaos yang terinspirasi dari para gadis peselancar. Elizabeth von der Goltz, direktur pembelian global di Net-a-Porter, menggambarkan bahwa estetika tie-dye sebagai sebuah pelarian untuk sesuatu yang segar dan sejuk seperti rasa di California.

Sementara itu, material kain yang mewah dianggap telah membantu tie-dye menjauh dari reputasinya yang terkesan sebagai busana aneh. Kini, busana tie-dye dibuat dengan lebih memperhatikan nilai estetika.

Baca juga:

Tips Merawat Busana Berbahan Brokat
Inspirasi Gaya Busana Berwarna Senada ala 5 Selebriti

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."