Alasan Bunga Jelitha Ibrani Ingin Menikah di Bali dan Jakarta

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Bunga Jelitha (Duta Smile Train Indonesia) di Mercure Hotel Cikini, Jakarta Pusat, Senin 13 Mei 2019. Tempo/Astari P Sarosa

Bunga Jelitha (Duta Smile Train Indonesia) di Mercure Hotel Cikini, Jakarta Pusat, Senin 13 Mei 2019. Tempo/Astari P Sarosa

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Putri Indonesia 2017, Bunga Jelitha Ibrani, sedang mempersiapkan pernikahan dengan kekasihnya, Syamsir Alam. Sekarang masih dalam proses perencanaan, Bunga mengakui keinginannya untuk menikah di Bali dan di Jakarta.

“Kalau ada rezeki maunya dua, di Jakarta dan di Bali. Kalau ada rezeki, itukan baru rencana,” tutur Bunga saat menghadiri acara Smile Train Indonesia di Jakarta Pusat, Senin, 13 Mei 2019.

Bunga Jelitha menjelaskan alasan ingin menikah di Bali. Dia merasa kalau Bali itu tempat impian untuk sebuah pernikahan yang intim dan hanya dikunjungi oleh keluarga dan teman terdekat. Namun, ia juga ingin menikah di Jakarta untuk acara yang lebih besar agar bisa mengundang lebih banyak orang.

Baca juga:

Mau Jadi Model Tanpa Syarat Tinggi Badan, Ikuti Kontes Ini
Tangis Kesedihan Bunga Jelitha Pasca Gagal di Miss Universe 2017

“Kalau tema yang pasti karena kita namanya sama-sama berbau alam, alam dan bunga, jadi mau outdoor,” jelas Bunga.

Sekarang Bunga belum terlalu fokus pada perencanaan pernikahan karena kakaknya juga akan menikah tahun ini. Kakaknya, Gerhana Evran, berencana untuk menikah di Agustus atau September 2019. Karena itu, Bunga baru akan merencanakan pernikahan setelah kakaknya.

“Sebenarnya mau tahun ini menikah, tapi ada halangan. Bukan halangan sih, cuma mitos aja. Jadi Abang aku mau nikah duluan, mitosnya dalam satu tahun nggak boleh orang tua menikahkan dua anaknya,” tutur Bunga Jelitha. Namun, Bunga memiliki rencana untuk melaksanakan resepsi pernikahannya di akhir tahun 2019 ini atau awal tahun 2020.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."